Pewartasatu.com – Kekurangan masker, sarung tangan dan alat pelindung lainnya “Membuat hidup orang dalam risiko dari virus corona baru dan penyakit menular lainnya”.
Masyarakat ketakutan terhadap wabah virus corona sehingga mereka telah membeli masker dan peralatan lainnya. Yang menyebabkan ketersediaan menipis serta petugas kesehatan dan orang yang membutuhkan tidak kebagian.
Dikutip dari The Verge, Maker bermanfaat bagi orang yang terinfeksi atau orang yang memiliki gejala agar tidak menularkan kepada orang lain. Serta untuk petugas kesehatan yang setiap hari tatap muka dengan penyakit setiap hari.
Pakar kesehatan termasuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), saat ini tidak merekomendasikan orang menggunakan masker hanya untuk perlindungan terhadap virus corona.
Orang-orang yang tidak terinfeksi atau menderita gejala sakit lainnya, malah memborong persediaan yang ada sehingga WHO khawatir bahwa orang yang lebih membutuhkan tidak mendapatkannya. Persediaan semakin menipis, serta harga masker bedah pun saat ini mencapai enam kali lipat lebih tinggi harganya daripada di awal wabah.
“Tanpa rantai pasokan yang aman, risiko bagi petugas kesehatan diseluruh dunia adalah nyata”. Tutur Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Industri dan pemerintah harus bertindak cepat untuk meningkatkan pasokan, mempermudah pembatasan ekspor dan memberlakukan tindakan untuk menghentikan spekulasi dan penimbunan. Kami tidak bisa menghentikan Covid-19 tanpa melindungi petugas kesehatan terlebih dahulu.”
WHO meminta kepada produsen untuk meningkatkan produksinya hingga 40 persen. Mereka memperkirakan bahwa 89 juta masker akan dibutuhkan oleh petugas kesehatan setiap bulan, serta 79 juta sarung tangan dan 1,6 juta kacamata.
Lebih dari 90.000 kasus Covid-19 telah didiagnosis secara global dan lebih dari 3.000 orang meninggal dunia. Pejabat kesehatan merekomendasikan agar orang melindungi diri dari penyakit dengan tetap tinggal dirumah saat sakit, menutup mulut saat bersin dan batuk serta mencuci tangan dengan seksama dan sering.
foto dari sky tg24 atau google search