Pewartasatu.com, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menegaskan dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19, para pengemudi ojek online (Ojol) harus mendapat perhatian khusus. Sebagai bagian dari pengejawantahan gotong royong yang merupakan saripati Pancasila, bangsa Indonesia harus saling bergandengan tangan, bekerjasama dan saling menopang.
“Selama ini, para pengemudi ojek online adalah salah satu bagian dari tulang punggung perekonomian Indonesia. Sekaligus juga banyak membantu kita semua. Dari mulai menembus kemacetan hingga mengantarkan makanan ke depan pintu rumah. Bahkan, di saat wabah Corona merajalela dan sebagian besar kita memilih tinggal di rumah, peran ojek online sangat besar membantu untuk mengantar barang ataupun membeli makanan dari luar,” ujar Bamsoet usai melakukan video conference dengan komunitas ojek online Indonesia, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Selasa (31/20).
Turut serta dalam video conference tersebut antara lain Ketua Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun, Joko Pitoyo perwakilan dari Garda Sumatera Utara, Fadel Balher perwakilan Garda Kalimantan Timur, dan Ricy Davis perwakilan dari Garda Biak, Papua.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menuturkan, Badan Pusat Statistik pada tahun 2016 mencatat ojek online mampu mengurangi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebanyak 530.000 jiwa. Riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada Oktober-Desember 2017 juga melaporkan kontribusi ekonomi Gojek terhadap perekonomian nasional menembus Rp 9,9 triliun.
“Jika ditambah dengan Grab, tentu hasilnya akan lebih luar biasa lagi. Karenanya, di masa sulit seperti saat ini, kita tak boleh meninggalkan, apalagi melupakan mereka,” kata Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menjelaskan, sebagai langkah awal solidaritas terhadap para pengemudi ojek online, MPR RI sudah melakukan kegiatan pembagian masker dan seribu paket berisi alat penunjang kesehatan. Mengingat pandemi Covid-19 belum jelas kapan berakhirnya, MPR RI juga punya sejumlah rencana lain untuk mengamankan ‘priuk nasi’ para pengemudi ojek online.
“Saat video conference dari berbagai daerah perwakilan Ojol mengeluhkan hal yang sama. Pendapatan mereka turun dratis akibat orang tidak berani keluar rumah. Selain itu, mereka sendiri sebenarnya juga khawatir terpapar virus Covid-19, karena masih keliling di jalanan guna menghidupi keluarga di rumah. Tetapi, kalo mereka tidak mencari penumpang, tentu tidak ada pemasukan untuk keluarga. Dilematis memang,” tutur Bamsoet.
Karenanya, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini mengajak semua pihak memperhatikan nasib Ojol. Dirinya mengapresiasi berbagai aksi solidaritas masyarakat yang digalang oleh berbagai public figure mapun organisasi kemasyarakatan dalam membantu para pengemudi ojek online. Dari mulai memberikan makan siang gratis, paket sembako, kebutuhan penunjang kesehatan, hingga berbagai fasilitas lainnya.
“Ini menunjukan bahwa keguyuban bangsa Indonesia belum hilang. Dengan melihat berbagai aksi solidaritas dan gotong royong ini, selain bisa mengurangi beban ekonomi sekaligus memastikan psikologis saudara-saudara pengemudi ojek online tetap terjaga. Dengan saling menguatkan, Insya Allah bangsa Indonesia bisa segera keluar dari musibah ini,” pungkas Bamsoet. (*)