Pewartasatu – Jakarta, Jumlah pengunjung di Kastil Chambord, Lembah Loire, Prancis, dibatasi karena tangga di dalam bangunan kuno itu hanya untuk lalu lintas satu arah setelah pembukaan kembali pada Jumat (5/6).
Tangga berbentuk unik tersebut diyakini sebagai gagasan Leonardo da Vinci, kata Francois Boutin (56), seorang ahli terapi fisik yang bermukim di barat daya Prancis saat mengunjungi Kastil Chambord. Kastil Chambord sebelumnya telah ditutup selama 10 minggu karena lockdown Prancis demi mencegah penularan virus corona.
“Pengelola Kastil Chambord kini menetapkan protokol kesehatan new normal (normal baru),” kata sang direktur Jean d’Haussonville, seperti yang dikutip dari AFP pada Senin (8/6).
Selain lalu lintas satu arah di dalam kastil, kewajiban mengenakan masker dan penempatan hand sanitizer juga diberlakukan di penjuru bangunan.
Pada hari pembukaan, hanya beberapa lusin pengunjung yang datang, kebanyakan dari mereka penduduk Prancis.
Mantan guru Michelle Szymczak (58), yang berkunjung dengan suaminya dari utara Prancis, mengatakan mereka hanya punya dua hari di wilayah itu dan menganggap Kastil Chambord sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi.
Dan ia sangat senang begitu tahu Kastil Chambord bisa kembali didatangi. “Ini sempurna,” katanya. ‘Tanpa pariwisata kita akan mati’
D’Haussonville (52), mengatakan penutupan Kastil Chambord menyebabkan serangkaian pembatalan acara, termasuk teater musikal musim panas pada 21 Juni, konser trompet akhir Juni akhir, dan festival besar lainnya yang biasanya diadakan pada bulan Juli.
“Dan kemudian ada tindakan pencegahan lain, seperti ketiadaan tur berpemandu, wisata jip di hutan perkebunan, hingga pertunjukan kuda dan elang yang populer di kastil,” katanya.
“Kami pikir akan kehilangan setengah dari jumlah pengunjung tahun ini, sekitar 1 juta, sebagai akibat dari penguncian negara serta nihilnya kedatangan internasional, yang turun sekitar 80 hingga 85 persen,” lanjutnya.
Kastil Chambord bergantung 100 persen pada pendapatan dari pengunjung untuk membayar gaji 215 karyawannya. “Tanpa pendapatan pariwisata, kita akan mati,” ujarnya.
Segala sesuatunya akan membaik dengan pembukaan kembali perbatasan Eropa pada 15 Juni, katanya, serta fakta bahwa penduduk Prancis “ingin kembali berkunjung ke kawasan pedesaan dan alam”.
Lembah Loire “jelas merupakan tujuan yang luar biasa untuk itu,” tambahnya. Simbol Prancis
Ditanya apakah ia takut berkompetisi dengan Versailles, yang dibuka kembali pada hari Sabtu (6/6), ia mengatakan rumah terkenal Louis XIV itu, serta situs-situs utama lainnya seperti Mont Saint Michel di Normandia dan Louvre di Paris memiliki kepentingan yang sama sekarang.
“Ini adalah simbol Prancis. Ketika monumen ini dibuka kembali, dikatakan bahwa Prancis akan hidup kembali,” kata d’Haussonville.
Pariwisata menyumbang 15 persen dari ekonomi wilayah Lembah Loire, dibandingkan dengan 9 persen secara nasional. Sektor ini biasanya menghasilkan US$ 3,2 miliar per tahun.
Prancis memiliki berita positif pada Jumat ketika ahli imunologi terkemuka mengatakan pandemi virus corona telah mereda karena jumlah kasus kematian harian dan kasus baru telah berkurang setelah memuncak pada bulan Maret. Hampir 30 ribu orang meninggal karena COVID-19 di Prancis.
Francois I, dijuluki Raja Matahari abad ke-16, tahu kekuatan komunikasi, dan melihat kastil sebagai sarana untuk memproyeksikan kejayaan Prancis di wilayah yang saat itu menjadi tempat liburan para raja.
Chambord adalah kawasan berdinding terbesar di Eropa, terbentang di sekitar 50 kilometer persegi, dikelilingi oleh tembok 32 kilometer.
Kastil besar, perpaduan arsitektur abad pertengahan dan Renaisans, diatapi oleh tumpukan menara yang digambarkan sebagai papan catur yang penuh sesak.
Sementara tangga di dalam bangunannya dikaitkan dengan Leonardo, batu pertama tidak diletakkan sampai empat bulan setelah kematiannya pada 1519.
Sumber : CNN Indonesia