Gambar rencana rumah gadang di Jakarta – Bandung. Foto BK
Pewartasatu.com – Bandung – Perantau minang Sumatera Barat yang sukses diimbau bangunlah Rumah Gadang sebagai ikon, ” Urang Awak ” di kota perantauan Jakartaatau Bandung sebagai sejarah bagi warga dan anak cucu, di kemudian hari.
Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) kota Cimahi H Armet, SE, mengungkapkan hal itu disela sela berlangsungnya persiapan Halal bi Halal Perantau Mainang sedunia yang digelar oleh petinggi urang awak jelang akhir Juni tahun 2020.
” Sumbang saran yang disampaikan oleh mantan anggota DPRD se Bandung Raya H Armet sebagai harapan, kito Basamo urang awak, ” ungkapnya serius
Dengan adanya ajang silaturahmi perantau Minang sedunia, mereka berkumpul sebagai orang orang sukses di bidangnya, dukung dan bangunanlah Rumah Gadang, agar bisa berdiri di ibukota negara Jakarta dan Bandung raya, imbuh Armet berharap.
Menurutnya, rumah gadang yang besar dan mewah sebagai pusat kegiatan masyarakat minang berfungsi; kesatu sebagai pusat aktifitas baik di bidang budaya, dan kesenian minang yang harus kita lestarikan.
Kedua, sebagai pusat informasi dan promosi pariwisata dan potensi bisnis “Minang Kabau” , sehingga orang yang mau berkunjung ke Sumbar baik perantau maupun masyarakat umum, melihat dulu rumah gadang sebagai pedoman ke Ranah Minang.
Lebih rinci mantan anggota DPRD dua periode itu, nampaknya mempersiapkan konsep untuk presentasi dan argumentasi ” Lay Out” rumah gadang di depan layar kaca kepada perantau sukses yang bertatap dalam ajang Silaturahmi dengan Judul ” Pertemuan Perantau Minang sedunia, ” ujar Armet lagi.
” Kebetulan kami dari IKM Cimahi sudah membuat gambar dan konsep RUMAH GADANG ke depan akan menjadi kebanggaan bagi masyarakat minang, ” tutur Armet lebih dipanggil Pak Haji oleh warga minang Cimahi.
IKM Cimahi berdiri dari tahun 2014, dan alhamdulillah sudah bisa mewujudkan sebagian impian dan kebanggaan masyarakat minang di Bandung Raya. Seperti
Bukti IKM Cimahi
Selama dipimpin H Armet, SE perkumpulan IKM Cimahi terbukti saat ini, telah memiliki aset Mobil Siaga IKM, PEMAKAMAN TAMAN SARUGO, dengan gerbang dan tempat istirahat Bagonjong.
Selanjutnya, adanya, Minang Grosir yang membina dan menyuplai kebutuhan ratusan rumah makan dan resto Padang di Bandung Raya dengan warga berjumlah 2000 Kepala Keluarga (KK)
” Insya Allah kami lagi mempersiapkan Minang Travelyang merupakan kebutuhan anggota dan warga pendatang. Semua bisnis tersebut milik organisasi di bawah Yayasan Minang Cimahi ” tutup H Armet, nampaknya Ketua IKM Cimahi, menunggu uluran kabar perantau sukses.
Di bagian lain, ” Ambo (Saya) yakin, dengan berkumpulnya perantaun sukses di grup, “Rumah Gadang Urang Minang” rencana pembangunan rumah gadang bisa terwujud.
Konsep rumah gadang ini berdiri diatas lahan 5000 m, bangunan terdiri rumah gadang dua lantai seluas 1000 m.
Lantai satu untk gedung serba guna , lantai dua ada 20 ruang sebagai tempat kantor, perwakilan Pemda kabupaten/kota provinsi Sumbar.
Di area yang sama dibangun Mesjid dengan menara duplikat Jam Gadang kota Bukit Tinggi, dengan 10 unit ruko sebagai pusat kuliner dan souvenir minang.
Posisi Rumah Gadang, bangunan yang dinginkan di daerah kawasan Wisata Bandung Barat, dengan anggaran yang diperlukan sekitar 20 Milyar.
” Basamo pasti bisa, gadang jo gadangnyo, ketek jo keteknyo, ” ungkap H Armet pencetus berdiri kota Cimahi Jawa Barat.
” Mimpi ambo (Saya) sebagai ketua IKM dan juga mungkin masyarakat Perantau Minang, menginginkan organisasi Minang kuat seperti Paguyuban lainnya yang punya Sekolah dari Taman Kanak kanak (Paud) hingga Perguruan Tinggi, ” ungkap Asmet.
Anggota IKM kompak dan mantap foto.BK.
Persatuan paguyuban lainnya tampak kuat karena organisasi perantaunya diurus oleh pimpinan yang benar benar kerjanya, “Saciok Bak Ayam, Sadanciang bak Basi, barek samo dipikua ringan samo dijinjiang,” ujar Bundo Kandung IKM Ciamis serius.
Tetapi sebaliknya organisasi urang awak lebih fokus untuk ” Bakong – kou kongkou” makanya organisasi perantau banyak mati suri.
Hal ini solusinya setiap perkumpulan perlu punya, gedung pertemuan, sekolah dan rumah sakit, khususnya sekretariat administrasi dan manajemen sebagai roda penggerak.
Kebanyakan gedung dibangun oleh pengurus minang semula untuk ruang pertemuan dan rapat rapat, kemudian dikontrakkan sehingga silaturahmi putus.
Hasil dari sewa gedung, sekolah dan rumah sakit bisa membangun kampung dan membantu warga minang yang kurang beruntung untuk modal ” Mangaleh “.
Jika ” Bana Karajo Kito” hasil dari donasi organisasi tampaknya bisa membantu warga yang telantar di perantauan, demikian Bundo Kandung.
Kegiatan IKM Cimahi belakangan ini, tampaknya sangat fokus ke fisik dan sosial, seperti program Kartu Anggota yang dapat diguna kan sebagai E Money, di dalamnya terpampang rencana pembangunan Rumah Gadang.
Lokasi pemakaman di Cimahi. Foto BK.
Data urang Minang sebagai perantau yang bermukim di kota Cimahi sejumlah 2000 Kepaka Kekuarga (KK), 150 diantaranya sudah memiliki kartu anggota berlogo E Money.
” Kegiatan IKM, sosial, olah raga, dan budaya, setiap tahun menyelenggarakan Baralek Gadang dan acara Minang lainnya, berbagi, yakni menanggapi setiap warga yang tertimpa musibah baik di Cimahi maupun diluar kota Cimahi.
IKM memberi bantuan, ” Kok ndak panuah ka ateh panuah ka bawah, ” jelas warga yang lagi membahas usaha di akhir pandemi, Selasa (23/6).
” Kami pun pernah membantu membagun kembali 10 toko orang minang yang terbakar, baru baru ini, ” demikian laporan Silaturahmi Pewarta dengan pengurus dan anggota IKM Cimahi Jawa Barat.