Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (Foto : Ist)
JAKARTA, pewartasatu.com — Indonesia gudangnya ahli kesehatan yang hebat. Karena Luasnya negara kita, dan begitu banyak nya populasi penduduk Indonesia, disaat pandemi Covid-19 melanda ikut mempengaruhi ketidakberdayaan dan perhatian pemerintah kepada banyaknya tenaga ahli di bidang kesehatan kita sehingga kurang diberdayakan.
Pandemi Covid -19, yang mewabah selama 2 tahun belakangan ini, mampu menggedor perhatian semua pihak khususnya para tenaga kesehatan untuk bekerja keras agar mampu dan menghadapi wabah ini .
Kerja keras tenaga ahli kesehatan yang terbatas jumlahnya ini tidak sia sia, hasilnya, kini Indonesia masuk dalam negara yang mampu menghadapi wabah pandemi dan diakui dunia. Hal ini patut diacungkan jempol untuk tenaga kesehatan kita.
Namun di tengah kondisi itui, masih banyak ahli di bidang kesehatan yang tidak diberdayakan secara maksimal, padahal jago jagonya ada di negara kita sendiri. Ahli ahli kita hebat kan?.
“Setelah menangani Covid-19 ini saya baru sadar betul bahwa ahli-ahli kita ini jago-jago, hebat-hebat. Hanya selama ini kurang kita berdayakan. Selama ini kita pikir orang asing lebih hebat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan (LBP) ketika memberikan paparan pada Sidang Majelis Pekerja Lengkap-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, dilansir dari tayangan YouTube Yakoma PGI, akhir pekan lalu.
LBP mengatakan, banyak ahli di bidang kesehatan dan epidemiologi yang hebat di Indonesia, tetapi selama ini kurang diberdayakan. Dia juga mengakui bahwa selama ini baru menyadari hal itu setelah memimpin langsung penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air.
Menurutnya, ada beberapa negara yang mengalami pandemi dan kondisinya sama kompleksnya dengan situasi di Indonesia. Akan tetapi, Indonesia mampu menjadi salah satu yang terbaik dalam penanganan pandemi.
“Kenapa? Karena saya dengerin juga pendapat ahli itu dan saya katakan pada Anda bahwa pandangan mereka sangat berbasis kuat pada keilmuan. Jadi kita tidak perlu mencari-cari keluar,” tutur Luhut.
Selain itu, Luhut juga mengungkapkan, Indonesia segera bisa memulai produksi vaksin buatan dalam negeri, yakni vaksin Merah Putih.
Menurut dia, vaksin tersebut bisa diproduksi mulai Juni 2022. Pemerintah akan membuat research center atau pusat riset vaksin Covid-19 yang akan berlokasi di Bali.
Dalam pengembangannya, pemerintah akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan farmasi dunia, seperti Merck, Pfizer, dan Cansino. (Maulina)