Aktual Featured Kesra

Menparekraf Ajak Desa Wisata di Provinsi Jambi Turut Serta di Ajang ADWI 2022

JAKARTA, Pewartasatu.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengajak seluruh desa wisata yang ada di Provinsi Jambi untuk berpartisipasi di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 agar perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa bisa meningkat melalui penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja.

Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga Uno saat melakukan visitasi sekaligus mensosialisasikan ADWI 2022 yang merupakan program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf di Desa Wisata Muara Jambi, Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Kamis (3/3/2022).

Melalui ADWI desa wisata diharapkan mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendongkrak pembangunan daerah.

“Kami bergerak cepat, kami ingin segera bangkit ekonomi dan juga kita ingin pastikan bahwa Desa Wisata Muara Jambi ini tembus ke dalam 50 desa wisata terbaik Indonesia,” kata Sandiaga.

Provinsi Jambi yang terdiri dari 11 kabupaten/kota memiliki 124 desa wisata. Untuk itu dengan potensi destinasi wisata dan produk ekonomi kreatif yang sangat baik, Menparekraf mengajak agar lebih banyak desa wisata di Provinsi Jambi untuk mendaftarkan diri di ADWI 2022.

“Ayo kita dukung Anugerah Desa Wisata Indonesia Bangkit 2022, dan ada 7 kategori penilaian di ADWI 2022, di antaranya daya tarik wisata, homestay, souvenir, digital dan kreatif, toilet, CHSE, dan kelembagaan desa yang menjadi kategori baru di tahun ini. Daftarkan desamu di jadesta.kemenparekraf.co.id sampai 31 Maret 2022. Wujudkan desa wisata berkelas dunia, berdaya saing global dan berkelanjutan,” ungkap Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam kesempatan itu juga meninjau situs peninggalan bersejarah yang sudah ada sejak abad ke-7, yaitu Candi Muara Jambi yang merupakan salah satu pusat pendidikan agama Buddha tertua di Indonesia bahkan terbesar di Asia Tenggara. Luasnya mencapai 3.981 hektare atau delapan kali lebih luas dari Candi Borobudur.

Meskipun Provinsi Jambi tidak termasuk ke dalam salah satu destinasi super prioritas, tapi menurut Menparekraf Sandiaga, Provinsi Jambi termasuk ke dalam destinasi super berkualitas dikarenakan terdapat situs Candi Muara Jambi yang menjadi poros dari Candi Borobudur.

Sejak tahun 2009, Candi Muara Jambi telah diajukan ke UNESCO untuk dijadikan sebagai salah satu situs warisan budaya dunia dan saat ini masih masuk ke dalam daftar tunggu. Dan Candi Muara Jambi sudah masuk ke dalam kawasan strategis nasional (KSN) pada tahun 2017.

“Candi Muara Jambi ini adalah destinasi super berkualitas karena ada sebelum dari destinasi super prioritas Borobudur, jadi ini akan kita bangun bersama, kita akan hadirkan kebijakan yang cepat, tegas, agar langsung bisa berdampak positif kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain situs bersejarah, Desa Wisata Muara Jambi memiliki daya tarik wisata lain. Di antaranya hamparan sawah tadah hujan, perkebunan duku, durian dan karet alam, Danau Kelari, makam kelingking Raden Mattaher. Serta ada pula sebuah _coffee shop_ yang dikenal “Pojok Kopi Dusun”.

Daya tarik wisata tersebut juga dilengkapi dengan ragam seni budaya dan produk ekraf. Seperti tari topek labu, pencak silat melayu, tari bayangan, rebana siam dan lainnya. Sementara untuk produk ekrafnya ada kuliner (ikan senggung, tempoyak, ketan jando, kue selonjor), fesyen (batik bermotif candi), dan kriya (gelang dan kalung sebalik sumpah, anyaman tikar, topi, dan juga tas).

“Tetap optimis bangkit karena Muara Jambi adalah destinasi yang penuh potensi untuk dikembangkan bukan hanya untuk wisatawan nusantara tapi mancanegara. Banyak wisman dari Nepal, Prancis dan ini harus kita manfaatkan dengan baik,” ujar Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga di kesempatan itu juga memberikan dukungan amenitas berupa kloset duduk sebanyak 10 buah untuk membantu kelengkapan fasilitas di _homestay_ Desa Wisata Muara Jambi. Sebelumnya, kloset yang dimiliki _homestay_ adalah kloset jongkok. Akan tetapi kloset jongkok ini belum memenuhi kriteria atau standar toilet bertaraf internasional.

“Ini kita berikan langsung kepada para pengelola _homestay_. Karena kemarin ada kejadian yang disampaikan, dimana ada wisatawan asing yang tidak muat di kamar mandi karena kloset jongkoknya kecil. Mudah-mudahan kloset ini bisa dirawat dengan baik,” kata Sandiaga.

Dikatakan Menparekraf bahwa _homestay_ adalah ujung tombak desa wisata yang memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Jika dikelola dengan baik dan fasilitasnya terus ditingkatkan, maka diharapkan akan semakin banyak wisatawan yang datang.

Gubernur Jambi, Al Haris menyampaikan bahwa kedatangan Menparekraf Sandiaga memberikan suatu semangat dan spirit, baik kepada pemerintah provinsi Jambi maupun pelaku parekraf untuk tetap optimis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

“Kedatangan Menparekraf, memberikan saya dan teman-teman untuk semakin semangat lagi dalam mengembangkan desa wisata muara Jambi menuju wisata yang berkualitas,” ucapnya.(Maulina)

Leave a Comment