Asisten Deputi Pelayanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, KemenPPPA, Robert. (Foto.Himas KemenPPPA).
JAKARTA, Pewartasatu.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengecam keras pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh pria (57) terhadap seorang anak (12), hingga korban mengandung lima bulan di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Kasus yang memprihatinkan tersebut cepat direspon oleh P2TP2A Jakarta Timur dan Polres Metro Jakarta Timur.
“KemenPPPA memberikan apresiasi yang tinggi untuk respon cepat dari P2TP2A Jakarta Timur dan Polres Metro Jakarta Timur,” kata Asisten Deputi Pelayanan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus, KemenPPPA, Robert Parlindungan Sitinjak, Kamis, (10/03/2022).
Polres Metro Jakarta Timur telah menahan tersangka dan masih tahap penyidikan melengkapi berkas perkaranya untuk diserahkan ke Kejaksaan.
Adapun korban anak telah menjalani visum dan selain itu, P2TP2A Jakarta Timur , dan pendampingan korban.
Untuk dukungan kebutuhan layanan lainnya kepada korban akan diberikan sesuai hasil asesmen oleh tenaga layanan.
Selain memastikan kebijakan dan peraturan perlindungan khusus anak, KemenPPPA juga mendorong agar Aparat Penegak Hukum (APH) menerapkan hukuman sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Robert mengatakan tersangka diduga dapat dijerat dengan pasal-pasal berlapis, yaitu Primer Pasal 76 D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 jo Pasal 81 ayat 1, 2, 3, 6 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PERPU 1 Tahun 2016 tentang Perubahan ke-2 Undang-Undang Nomot 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang Undang;
Selain itu, Subsidair Pasal 76 E Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 jo Pasal 82 ayat 1, 2, 3, 5 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan PERPU 1 Tahun 2016 tentang Perubahan ke-2.
Pelaku juga terjerat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang, dengan ancaman hukuman penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp. 5 miliar, serta pidana tambahan Pengumuman Identitas Pelaku, setelah Terpidana selesai menjalani pidana pokoknya.
Selain itu, Robert mengatakan dapat diberikan Restitusi ganti kerugian kepada Korban atau keluarganya yang dibebankan kepada pelaku, berdasarkan surat permohonan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK),.
Hal ini sebagaimana ditegaskan pada ketentuan Pasal 1 ayat 11 UU 31/2014 tentang Perubahan atas UU 13 tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban.
Robert menegaskan dalam upaya pencegahan dan perlindungan anak dari kekerasan seksual, Kemen PPPA akan terus memperkuat peran Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) yang tersebar diberbagai penjuru Indonesia dalam melakukan deteksi dini dan edukasi kepada masyarakat.
Orangtua atau pihak yang bertanggung jawab sebagai pengasuh pengganti orangtua juga sangat penting meningkatkan upaya pencegahan dan pengawasan anak dari kekerasan, karena orangtua merupakan sosok yang dekat dengan anak.
Oleh karena itu, interaksi dan pola asuh sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Keterbukaan dengan anak merupakan salah satu kunci keberhasilan komunikasi.
Pada Sistem lnformasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) menunjukkan adanya tren peningkatan yang cukup besar dalam pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sejak tahun 2019, yaitu dari 8.854 menjadi 10.247 kasus kekerasan terhadap perempuan dan; dari 11.057 menjadi 14.517 kasus kekerasan terhadap anak di tahun 2021.
“Fakta dari data Simfoni PPA mengungkapkan satu pelaku dapat melakukan kekerasan kepada lebih dari satu korban,” kata Robert.
Pelaku kekerasan kebanyakan merupakan orang terdekat korban, bahkan tempat kejadian paling banyak terlaporkan adalah di rumah tangga dan/atau di lingkungan dimana korban bertempat tinggal.
Kesadaran masyarakat yang mulai berani dan percaya untuk membuat laporan pengaduan kepada layanan pengaduan, memerlukan komitmen penegakan hukum untuk memberikan keadilan pada korban sesuai peraturan yang berlaku dan menerapkan hukuman maksimal.
Masyarakat memiliki andil dalam upaya melindungi anak, sehingga jika melihat hal mencurigakan; atau apabila masyarakat melihat, mendengar atau mengetahui sendiri terjadi kekerasan terhadap anak dan perempuan, segera kontak respon cepat ke Nomor 129 SAPA atau pesan whatsapp 08-111-129-129.(Maulina)