Sidang terbuka senat dan guru besar Universitas Azzahra. Wisuda ke XVI Program Pasca Sarjana/Sarjana, Diploma Tahun Akademik 2021/2022
JAKARTA.Pewartasatu – Beratnya tantangan dan persaingan masa depan, menuntut perguruan tinggi harus mampu mencetak dua tipikal wisudawan.
Pertama, SDM yang memiliki kompetensi dalam karakter. Yaitu pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan entrepreneurship.
Kedua, SDM yang kompeten dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan menguasai the emerging skills. Artinya SDM yang kompetitif, yang mampu mengisi the emerging jobs, dan inovatif serta mampu membangun the emerging business.
Demikian disampaikan Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat memberikan Orasi Ilmiah secara virtual dalam Wisuda Sarjana ke-XVI Universitas Azzahra Jakarta, Kamis (31/3).
Menurutnya, Indonesia memang membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat. Tapi, selain itu, Indonesia juga membutuhkan SDM yang menguasai keterampilan dan ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan.
Hadir dalam cara wisuda itu Kepala LL-DIKTI Wilayah III Jakarta, Doktor Paristiyanti Nurwardani, Ketua Yayasan Lentera Azzahra, yang juga Rektor Universitas Azzahra, Syamsu Alam Makka, Keluarga Besar Civitas Akademika Universitas Azzahra dan Para Wisudawan dan Wisudawati.
“Kunci keberhasilan dan kesuksesan Indonesia di masa depan terletak pada pembangunan SDM. Dimana persaingan dunia yang semakin ketat dan dis-rupsi di berbagai bidang, tentunya membutuhkan kualitas SDM yang tepat,” kata LaNalla.
Karena itulah perguruan tinggi harus berani mencanangkan target, lulusan yang dihasilkan dijamin kompetitif di tingkat regional dan global.
Setidaknya, menurut LaNyalla, perguruan tinggi harus mencetak dua tipikal wisudawan.
Pertama, SDM yang memiliki kompetensi dalam karakter. Yaitu pekerja keras, jujur, kolaboratif, solutif dan entrepreneurship.
Kedua, SDM yang kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan menguasai the emerging skills, yang mampu mengisi the emerging jobs, dan inovatif serta mampu membangun the emerging business.
“Kenapa harus dua tipikal itu? Karena kita butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat kita bisa melompat dan mendahului bangsa lain.”
“Kita butuh terobosan-terobosan yang cerdik, yang mudah, yang cepat. Kita juga butuh SDM unggul yang toleran, yang berakhlak mulia. Dan kita butuh SDM yang terus belajar bekerja keras dan berdedikasi,” papar dia.
“Kita juga butuh inovasi-inovasi yang mampu membaca potensi untuk menjadi peluang. Sehingga bisa membuat kelemahan menjadi kekuatan. Mengubah keterbatasan menjadi kelebihan, kesulitan menjadi kemampuan dan mengubah dari tidak berharga menjadi bernilai untuk rakyat dan bangsa,” imbuhnya.
Menurut Senator asal Jawa Timur itu, lembaga pendidikan merupakan garda depan untuk menciptakan insan yang unggul dan berkarakter. Tentunya dengan metode dan sistem Pendidikan yang mampu menjawab tantangan dan kebutuhan zaman.
“Sumber kemakmuran masa depan tidak lagi terdapat pada seberapa besar sumber daya alam yang tersedia. Karena pada akhirnya akan habis. Namun, kita lebih membutuhkan keunggulan kompetitif dari masing-masing sumber daya manusia tersebut,” tukasnya.
Terlebih pada situasi akhir-akhir ini, dunia global sedang menghadapi Pandemi Covid-19 sehingga dipaksa untuk mempercepat transformasi digitalisasi di semua lini.
Indonesia harus mampu dan siap menyongsong perubahan itu. Dimana keunggulan sumber daya alam digantikan dengan keunggulan sumber daya manusia.
“Seperti yang kita lihat dari negara-negara tetangga, seperti Singapura, Korea Selatan dan Jepang. Sumber daya alam mereka sangat terbatas, tetapi produktivitas SDM-nya sangat tinggi. Sehingga mampu mengalami lompatan-lompatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan,” tuturnya.
LaNyalla berharap dari Universitas Azzahra lahir pemimpin-pemimpin masa depan bangsa yang memiliki sumber daya insani yang unggul dengan sumber daya kepemimpinan yang hebat. (bri)