_Proyeksi kinerja , di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi untuk menghasilkan profit yang optimal bagi kinerja usaha_
JAKARTA, Pewartasatu.com – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia (“Garuda”) memproyeksikan dapat mulai mencatatkan kinerja positif secara bertahap pada semester 2 tahun 2022. Hal tersebut sejalan dengan akselerasi pemulihan kinerja yang tengah dioptimalkan Garuda pasca meraih kesepakatan homologasi melalui proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) pada akhir Juni 2022 lalu.
Proyeksi pencatatan kinerja positif tersebut, terefleksikan melalui kinerja pendapatan usaha yang pada bulan Mei 2022 lalu berhasil membukukan profitabilitas melalui pendapatan rute angkutan penumpang, kargo, charter maupun pendapatan penunjang lainnya. Capaian tersebut menjadi kinerja positif yang berhasil dicatatkan Garuda sejak akhir tahun 2021 lalu.
Secara umum, walaupun pendapatan usaha Garuda belum sepenuhnya pulih jika dibandingkan dengan periode pra-pandemi, perfoma profitabilitas yang mulai diperoleh Garuda tercapai setelah melakukan berbagai langkah penerapan cost leadership yang turut diselaraskan melalui restrukturisasi kewajiban usaha pada proses PKPU yang menjadi basis penting langkah akseleratif pemulihan kinerja Garuda ke depannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, proyeksi kinerja positif di tahun 2022 akan terus dioptimalkan Garuda secara bertahap hingga 2-3 tahun mendatang agar dapat kembali ke level periode masa sebelum pandemi.
“Optimisme tersebut yang terus kami selaraskan dengan _demand_ dan tren pergerakan penumpang yang semakin meningkat. Oleh karenanya kami optimistis melalui momentum tercapainya homologasi PKPU, Garuda dapat secara konsisten mempertahankan capaian kinerja positif serta kedepannya dapat segera membukukan profit,” paparnya.
Menurut Irfan, tahun 2022 menjadi tahun krusial proses pemulihan kinerja Garuda selaras dengan berbagai langkah strategis yang terus dioptimalkan Perusahaan dengan tercapainya homologasi pada proses PKPU sebagai basis misi restrukturisasi yang dijalankan Garuda.
“Oleh karenanya, dengan berbagai momentum strategis yang terus diakselerasikan Perusahaan di tahun 2022 ini kami optimistis kinerja korporasi akan berangsur pulih dalam waktu dekat melalui basis optimalisasi kinerja positif pada lini pendapatan usaha Garuda,” jelasnya.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan tekanan kinerja yang dihadapi Garuda selama lebih dari 2 tahun terakhir berdampak pada kinerja keuangan yang mengalami penurunan kinerja yang signifikan,” sambung Irfan.
Hal tersebut, lanjut dia, tercermin melalui kinerja operasional di tahun 2021 yang merupakan fase puncak pandemi dengan tingkat positive rate tertinggi sepanjang pandemi berlangsung di Indonesia.
“Kondisi tersebut yang berdampak secara langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk terbang sehingga terjadi penurunan trafik penumpang secara signifikan sepanjang tahun 2021,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, melalui laporan keuangan (audited) tahun 2021, Garuda Indonesia secara group mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 1,33 miliar turun 10,43 persen dibandingkan dengan pendapatan usaha di tahun 2020 lalu.
“Pendapatan usaha tersebut ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,04 miliar, penerbangan tidak berjadwal sebesar USD 88,05 juta dan pendapatan lainnya sebesar USD 207 juta,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sepanjang tahun 2021 lalu, Garuda secara group turut mencatatkan penurunan beban usaha sebesar 21,03 persen menjadi USD 2,6 miliar jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu.
“Sajian laporan keuangan _(audited)_ tahun 2021 ini mendapatkan predikat atau opini audit Wajar Tanpa Pengecualian _(Unqualified Opinion) dengan Penekanan mengenai Kelangsungan Usaha_ yang diberikan oleh auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan yang merupakan bagian dari PwC Indonesia,” paparnya.
Terlepas dari tekanan kinerja usaha yang dicatatkan pada tahun 2021 lalu, secara fundamen operasional Garuda berhasil meningkatkan sejumlah catatan kinerja operasi di antaranya melalui angkutan kargo group tercatat meningkat sebesar 20,38 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2020.
“Hal ini turut menunjang peningkatan proporsi pendapatan kargo pada total pendapatan usaha Garuda yang berada dikisaran 24,85 persen dibandingkan dengan pendapatan kargo di tahun 2020 sebesar 17,74 persen,” ujarnya.
“Pendapatan kargo tersebut juga termasuk di dalamnya pendapatan angkutan 9 yang menjadi salah satu bentuk diversifikasi usaha Perusahaan dalam menjaga arus kas operasional Garuda Indonesia,” lanjut dia.
Layani 2.221 Penerbangan Charter
Sementara itu, sepanjang tahun 2021 Garuda juga telah melayani sedikitnya 2.221 penerbangan charter, atau mengalami peningkatan sebesar 27,21 persen dibandingkan dengan tahun 2020 yang berjumlah 1.746 penerbangan charter.
Menurut Irfan, hal ini tentunya menjadi outlook positif bagi pendapatan usaha pada lini penerbangan tidak berjadwal yang menunjukan pertumbuhan menjanjikan ke depannya.
“Sepanjang tahun 2021, Garuda secara group berhasil mempertahankan konsistensi jumlah penumpang di angka sekitar 10,9 juta penumpang dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 lalu,” ujarnya.
“Konsistensi tersebut menjadi sebuah fundamen kinerja operasional Garuda yang positif bagi kinerja Perusahaan ditengah situasi pandemi yang mencapai fase puncaknya di tahun lalu yang disertai dengan berbagai restriksi perjalanan yang diberlakukan hingga akhir tahun,” lanjut Irfan.
Lebih lanjut kata dia, dari aspek pengelolaan kinerja korporasi, Garuda juga melakukan sejumlah langkah strategis dalam memastikan langkah pemulihan kinerja imbas penurunan trafik penerbangan berjalan dengan berkesinambungan.
“Langkah tersebut yang dilakukan melalui langkah restrukturisasi finansial baik untuk kewajiban usaha jangka panjang dan jangka pendek, restrukturisasi beban biaya operasional yang dilakukan melalui langkah negosiasi beban sewa pesawat, hingga biaya penunjang operasi lainnya,” tukasnya.
Selain itu, lanjut dia, Garuda juga terus memaksimalkan upaya service improvement pada seluruh lini operasi yang turut ditunjang dengan _streamlining business_ process melalui simplifikasi proses kerja baik untuk menurunkan beban biaya atau memaksimalkan seamless experience layanan penerbangan bagi pengguna jasa.
“Berbagai langkah strategis tersebut yang turut diselaraskan dengan proses restrukturisasi kewajiban usaha melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) dan telah mencapai tahapan homologasi pada Juni 2022 lalu, secara bertahap mulai mencatatkan peningkatan kinerja usaha secara positif baik dari segi cost structure, hingga kemampuan Perusahaan dalam memaksimalkan profitabilitas pada kinerja usahanya,” paparnya.
“Hal ini yang terus kami optimalkan melalui pengembangan business plan Perusahaan dalam jangka panjang yang kami harapkan dapat menavigasi kinerja korporasi yang semakin agile dan adaptif dalam menghasilkan profitabilitas secara berkelanjutan,” tutup Irfan.(**)