Direktur RSUD Jayapura, Anton Mote.//Foto: papua.go.id
JAYAPURA. Pewartasatu.com – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura memastikan pelayanan kesehatan bagi pasien malaria dan lainnya tetap berjalan normal meski ketersediaan obat suntik untuk penyakit tersebut kosong hampir sebulan.
“Masih ada obat obat malaria oral, kemudian ada juga dokter spesialis yang nantinya akan langsung melayani pasien bahkan sampai pemeriksaan laboratorium. Yang pasti secara keseluruhan semuanya berjalan normal,” terang Direktur RSUD Jayapura, Anton Mote
Anton menjelaskan, malaria merupakan penyakit ketiga terbanyak yang ditangani RSUD Jayapura. Di mana rata-rata dalam sehari, ada 50 -100 pasien malaria yang dirujuk ke rumah sakit tersebut.
“Pasien malaria di RSUD Jayapura cukup tinggi. Sudah pernah ada pasien yang meninggal karena menderita sakit malaria yang disertai komplikasi penyakit lainnya. Kalau malaria saja mungkin cepat membaik, tapi perlu penanganan cepat dan tepat pula,” kata ia.
Diketahui, ketersediaan obat suntik malaria atau artesunate di RSUD Jayapura, kini mengalami kekosongan. Obat malaria artesunate itu sudah tidak tersedia alias kosong sejak tiga minggu lalu.
“Artesunate ini diberikan melalui infus untuk pasien malaria berat. Karena stoknya kosong, kita pakai obat malaria oral dulu,” jelas dia.
Terkait kondisi ini, Anton menyatakan sudah berupaya untuk menghubungi pihak vendor farmasi dan distibutor dari Kimia Farma. Diperkirakan, obat malaria artesunate ini baru akan tersedia dalam 1 atau 2 minggu kedepan.
“Secara nasional obat ini memang lagi kosong. Kami sudah bangun komunikasi dengan vendor dan distributor. Kami harapkan obat ini bisa segera tersedia kembali,” tandasnya di Jayapura. Rabu (13/7) **