Business

Kominfo: “Internet of Things” bisa dorong produktivitas petani

20170619IoT

IoT itu pada dasarnya yakni segala hal akan terhubung dengan internet, kalau saat ini apa yang berkaitan dengan internet ialah gadget atau laptopJakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa "internet of things" atau IoT dapat membuat para petani menjadi lebih produktif.

"Hubungannya (IoT) dengan pertanian, saat ini di sektor pertanian sudah terdapat alat-alat yang dapat memantau dan mengontrol aspek-aspek pertanian, seperti kondisi tanah, kebutuhan pupuk, kondisi cuaca dan sebagainya itu bisa terkontrol dan terpantau secara remote atau dari jarak jauh. Hal ini tentunya dapat membuat petani lebih produktif," tutur Tenaga Ahli Menteri Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet Kominfo Donny B.U. kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan bahwa IoT itu pada dasarnya yakni segala hal akan terhubung dengan internet, kalau saat ini apa yang berkaitan dengan internet ialah gadget atau laptop.

"Nantinya IoT itu akan terdapat dalam semua pernak-pernik seperti kursi, dompet, baju dan beragam hal lainnya terkoneksi dengan internet," kata Donny usai menjadi narasumber dalam sebuah diskusi. Tenaga Ahli Menteri Bidang Literasi Digital dan Tata Kelola Internet Kominfo Donny B.U. usai acara diskusi di Jakarta, Rabu (20/2/2019). (Antara News/Aji Cakti)
IoT, menurut dia, tidak hanya dapat diimplementasikan dalam sektor pertanian, namun juga bisa diterapkan dalam sektor perikanan sehingga dapat membantu nelayan.

Sebelumnya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyatakan bahwa  pemasangan perangkat yang tersambung ke internet (Internet of things /IoT)  di dunia pertanian akan meningkat dari 30 juta pada 2015 menjadi 75 juta unit pada 2020.

Kemenristekdikti melanjutkan, hasil riset Business Insider Intelligence, suatu layanan riset premium itu menyebut  di era revolusi industri 4.0 penerapan solusi internet untuk segala (internet of things / IoT), data besar (big data), dan pertanian cerdas (smart farming)  di bidang pertanian sudah semakin luas.

Maka dari itu, semua prediksi ini harus disikapi dengan persiapan penyediaan sumber daya manusia yang memadai di perguruan-perguruan tinggi pertanian.
 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2019

Leave a Comment