Aktual Bencana Featured

Pasca Gempa, Warga Cianjur Terancam Banjir Bandang dan Tanah Longsor

Salah-satu lokasi yang terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat, 22 November 2022.//foto: bbc/Indonesia.

JAKARTA. Pewartasatu.com – Sedihnya nasib warga/ masyarakat Kabupaten Cianjur. Baru saja dilanda duka mendalam, diguncang gempa yang menghancurkan ribuan rumah dan ratusan meninggal, kini diancam lagi dengan bencana longsor dan banjir bandang yang bisa saja menyerang tiba-tiba.

Ancaman itu memang baru perkiraan. Kendati demikian peringatan yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) itu perlu diwaspadai. BMKG mengimbau masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, waspada bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang pasca guncangan gempa kemarin.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan, imbauan tersebut dikhususkan bagi warga Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai. Sebab, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi.

Hal tersebut bisa makin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur wilayah Cianjur.

“Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng,” ungkapnya,” Selasa (22/11/2022).

“Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin,” sambung Dwikorita,

Di kesempatan yang sama, BMKG juga mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa bumi.

Hal itu dikhawatirkan struktur bangunan tidak kuat menopang dan dapat ambruk bila sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

“Sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1,5 magnitudo,” urainya menambahkan.

Sedangkan, Tim Survey BMKG, lanjut Dwikorita, saat ini melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan.

“Ini diperlukan untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang,” tutup Dwikorita Karnawati.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebutkan ada sebanyak 162 korban yang meninggal dunia akibat gempa merusak yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).**

Sumber: PMJNews

Leave a Comment