Kondisi permukiman warga yang hangus imbas kebakaran depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. //Foto: CNN Indonesia
JAKARTA. Pewartasatu.com – Korban kebakaran Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, menuntut perusahaan pelat merah itu bertanggung jawab.
Ketua Forum Komunikasi Tanah Merah Bersatu (FKTMB) Muhammad Huda menyebut hingga kini belum ada permintaan maaf maupun ganti rugi materiil dari Pertamina.
“Harta benda korban ini gimana saat ini, ini yang permintaan maaf pun juga belum tercetus dari pihak Pertamina ke pihak warga. Padahal, kesalahan total itu ada di Pertamina” ujar Huda kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/3).
Huda menuturkan tanggung jawab Pertamina baru sekadar menanggung biaya perawatan korban di rumah sakit. “Tanggung jawab Pertamina itu belum dilaksanakan. Baru hanya yang di RS ini warga kan juga masih trauma,” katanya.
Karenanya, Forum itu pun (FKTMB) berniat menyurati Pertamina untuk meminta pertanggungjawaban atas insiden tersebut. “Maka kami juga akan menyurati Pertamina bagaimana ini pertanggungjawabannya soal ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan semua biaya pengobatan, kebutuhan pakaian, hingga makanan korban ditanggung Pertamina.
Ma’ruf menyampaikan hal itu saat menyambangi lokasi kebakaran bersama dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Sabtu (4/3).
“Apa kebutuhannya, makanan? Pakaian? Konsumsi, makan cukup? Pakaiannya habis terbakar? InsyaAllah mudah-mudahan, sabar ya. Nanti kebutuhannya di sini dijamin oleh Pertamina nanti ya,” kata Ma’ruf.
Namun, Ma’ruf dan Erick tidak menjawab tegas soal ganti rugi rumah warga yang hangus terbakar, apakah biaya ganti rugi tersebut juga ditanggung Pertamina atau tidak.
Sementara itu, keluarga korban kebakaran depo Pertamina Plumpang mengaku diminta tidak menggugat Pertamina setelah diberi uang santunan sebesar Rp10 juta.
Rohma, salah satu keluarga korban tewas, mengaku sempat menandatangani surat pernyataan agar keluarganya tak melayangkan gugatan kepada Pertamina.
Salah satu anggota keluarganya didatangi orang tak dikenal dan diminta untuk menandatangani surat pernyataan tersebut. Dia pun menandatangani surat tersebut dalam keadaan setengah sadar.
“Setelah pulang, kami makamkan Ibu Iriana. Langsung kami bikin tahlilan. Baru paginya, dia bercerita kalau dia dikasih uang sama orang Rp10 juta dan harus menandatangani ini. Karena pada saat itu dia lagi pusing, dia tandatangani aja,” kata Rohma dikutip dari siaran CNN Indonesia TV, Selasa (7/2).
Menanggapi hal itu, Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Bagian Barat, Deny Djukardi mengaku belum menerima kabar tersebut.**
Sumber: CNN Indonesia