Aktual Featured Politik

Jhoni Allen : Begal Demokrat Cikeas

Jhoni Allen Marbun (Foto:Ist)

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – “Berisik ‘Begal” kian panas di partai Demokrat, dan oknumnya sudah mulai gerah bak cacing kepanasan.

Sayangnya oknum begal sebenarnya  gak faham, dengan kalimat ‘begal’ , dan merasa dirinya benar.

Adanya orang yang mengatakan Tokoh Elit Demokrat, Jhoni Allen Marbun dan teman temannya merupakan ” begal Demokrat, itu tidak  benar, yang bicara seperti itu tidak mengerti sejarah Demokrat. Makanya ini yang  harus diluruskan.

Saat dikonfirmasi Pewartasatu.com, Jhonni Allen, Kamis, 6/4/2023,  mengenai  kaitannya dengan teman temannya yang disebut sebagai ” begal Partai Demokrat’,  bikin gregetan dan panas. dikarenakan pembegalnya hanyalah anak yang baru bau kencur (AHY), yang gak ngerti sejarahnya Demokrat.

“Yang membegal itu sapa?.jelas kita ada bukti tertulis dan bukan hanya omongan, kalo sana kan memutar balikan fakta, adalah keluarga Cikeas,” jelasnya.

Jadi jelas yang ‘begal’ itu dari Cikeas. Mengapa dikatakan demikian, menurut Jhoni Allen, karena melalui kongres 2020 yang tidak sesuai prosedur dengan merubah AD ART, ada dalam pembukaan atau mukadimah.

Dimana disalah satu poinnya pendiri Partai Demokrat itu ada 99 orang. SBY tidak ada didalamnya, dan tidak pernah berubah sampai kapanpun, dari sejak awal didirikan sampai dengan kongres ke 4.

“Nah ditahun 2020, SBY memberikan ke anaknya (AHY) hanya ada 2 pendiri yakni SBY dan Pencoro Mangkat yang sudah almarhum.

Jadi siapa yang telah menghilangkan dan membegal sejarah partai, karena SBY bukan pendiri Partai Demokrat.Karena menghilangkan sejarah.

Pembegalan yang kedua, membegal kewenangan Partai Demokrat didalamnya melalui anggaran dasar rumah tangga tidak melalui prosedur sesuai UU partai politik harus diputuskan melalui forum tertinggi pasal 17 Ad.

Disini SBY sebagai Ketum 2015-2020 otomatis menjadi Ketua Majelis tertinggi yang kewenangannya di atas raja raja. “Raja aja ada rapatnya” ujarnya tertawa.

Padahal saat itu SBY sudah demisioner, dan tidak dirubah, pokoknya Ketua Majelis Tinggi yang menyetujui AD ART, menyetujui calon Ketum.

“Kita justru menyelamatkan Partai Demokrat dari arogansi Cikeas, mengembalikan ke khitohnya,” tegas Jhoni.

Sebab menurut Jhoni Allen, Partai Demokrat yang didirikannya saat ini sudah melenceng dari tujuannya.

“Saya hanya ingin menyelamatkan, dimana ada coba partai politik hanya dikuasai oleh 3 orang Bapak sama 2 Anak, Bapak menentukan segalanya tidak perlu ada kongres, kongres hanya alat formalitas saja yang menentukan dia, harus lewat persetujuan dia semua,” ucap Jhoni.

“Ini jelas jelas udah gak bener, padahal dalam Ad/ART atau UU partai politik forum tertinggi adalah di Kongres Luar Biasa atau sebutan yang sejenisnya dan itu tertulis di pasal 17

Luar biasanya lagi Ketum mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan
kepengurusan DPP, DPD dan DPC.

Jhoni dalam keterangannya mengaku menyayangkan kondisi Partai Demokrat yang saat ini dengan mudah memecat anggota tanpa melewati mekanisme rapat.

“Mana ada (aturan Partai Demokrat seperti itu), yang memberhentikan itu harusnya rapat, bukan orang (personal),” ujar Jhoni.
Nah, apabila Ketum berhalangan(AHY), Ketua Majelis Tinggi bisa menunjuk salah satu ketum atau wakilnya (Ibas),begitu terus. “lucunya semuanya tertulis di AD/ART, kalau begini apa, ayah (SBY), anak anaknya aja. Jadi jelas sapa yang membegal, papar Jhoni Allen

“Yang bener tidak boleh karena semuanya harus melalui forum Kongres tertinggi seperti Rapimnas, Musda, Muscab dan seterusnya.jadj Ketum melakukan rapat untuk mengembalikan ke posisinya.(**)

Leave a Comment