Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.//pdiperjuangan.id
JAKARTA. Pewartasatu.com — Teka-teki ke mana arah atau tujuan PDI Perjuangan untuk menentukan memilih bakal calon wakil presiden yang akan mendampingi Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, belum terjawab.
Kendati sejumlah nama tokoh sudah disebut-sebut layak mendampingi Capresnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Selasa (9/5) hanya mengunkapkan sejumlah kriteria umum.
Hasto menuturkan kriteria bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo tidak hanya melengkapi tetapi juga memiliki peran yang sangat sentral.
Hasto Kristiyanto menyebut, pemilihan pPendamping Ganjar Pranowo haruslah dengan menggunakan konsep dwitunggal yang Kuat
Sekjen PDI Perjuangan itu menegaskan, dalam menetapkan siapa pendamping Ganjar Pranowo tidaklah mudah dan perlu banyak pertimbangan.
“Antara presiden dan wakil presiden ini memiliki konsep Dwitunggal layaknya Bung Karno-Bung Hatta, dan Megawati Soekarnoputri-Hamza Haz,” ujar Hasto.
Periode awal kemerdekaan memang Bung Karno dan Bung Hata selaku presiden dan wakil, disebut juga sebagai lambang Dwitunggal, kendati tak lama kemudian kedua tokoh berpisah jalan juga dengan mengundurkan dirinya Bung Hatta sebagai wakil presiden.
Awal era Reformasi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati sempat menjadi presiden menggantikan Gus Dur (Abdurahman Wahid) yang diberhentikan di tengah jalan.
Mega yang hanya sempat menjadi presiden selama hampir 3 tahun 3 bulan itu berpasangan dengan Hamzah Haz sebagai Wapres.
Bicara tentang bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo, Hasto Kristiyanto menyebut Cawapres Ganjar harus Memiliki tekad dan kualitas yang kuat
Kriteria itu, lanjut Hasto, dicirikan dengan memiliki perhatian yang besar untuk membangun kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Kemudian, memiliki jiwa pemimpin dan menguasai ilmu pengetahuan di berbagai bidang agar bisa membangun Indonesia menjadi bangsa yang berdikari.**
Sumber: pdiperjuangan.id.