Nasional

ABW : Disiplin Untuk Hidup Lebih Baik Kini dan Nanti

Pewartasatu.com – Dengan kegundahan, gubernur Anies mengungkapkan rendah kedisiplinan rakyatnya, semakin terpatri kota Jakarta dengan julukan, Zona Merah akibat dampak Covid-19 yang terus meningkat.

Masyarakat, baik di kota Jakarta maupun di berbagai kota atau kabupaten di provinsi Jawa Barat, nampaknya semakin cuek dengan kondisi Covid yang terus melonjak.

Perkembangan Penanganan Covid-19, seminggu terakhir tiga kali mencatat kasus harian, ditemukan 404 kasus baru muncul di Jakarta, ungkap gubernur Anies Baswedan pertengahan Juli (12/7) bulan ini.

“Gencarnya petugas puskesmas mengejar kasus positif di masyarakat yang diduga terinfeksi Covid-19. Mereka tidak menunggu pasien di fasilitas kesehatan tetapi “Active Cases Finding”. Warga dilakukan Pressing dan testing yang diduga positif selanjutnya diisolasi, ” tutur Anies.

Temuan kasus baru covid-19 oleh petugas Puskesmas di 5 wilayah kota Jakarta, yang dihuni oleh penduduk sekitar 10 juta jiwa, 75 % diantaranya adalah Pemukim, “De Jure und De Facto”, selebihnya migran alias penduduk musiman.

RENDAH DISIPLIN

Mereka ini nampaknya rendah disiplin dan diduga merupakan pengimpor virus covid -19, tinggal pun tidak menetap, dari rumah kos ke rumah kos lainnya. Selain itu, nampaknya ber-KTP bukan dari Jakarta, bahkan ada lebih dari satu.

Berdasarkan data sejak 4 Juni hingga 12 Juli 2020 kasus baru positif covid-19 sudah mencapai tembus 6784 kasus, ujar Anies sungguh.

“Ini peringatan, Jangan dianggap enteng dan jangan merasa bebas dari wabah Covid-19,” ujar mantan menteri Pendidikan itu serius dalam penjelasannya di layar kaca.

Menurut gubernur, pihak puskesmas gencar melaksanakan “Active cases finding” artinya Puskesmas mengejar pasien yang diduga positif, bukan pasif dan tidak menunggu pasien di fasilitas kesehatan. Pasien yang terdeteksi, seterusnya dilakukan pressing dan testing bagi yang positif diisolasi.

Selama seminggu sudah 3 kali mencatat ternyata kasus covid, meningkat 3 kali lipat. Dalam standar yang ditetapkan oleh WHO testing pesiar berkisar dibawah 5%. Bahkan test pesiar positif ratenya selama seminggu 3 kali mencatat nampaknya terus meningkat.

Syarat standar yang ditetapkan oleh World Health Organisation (WHO) adalah diperlukan 1000 orang yang di tes/sejuta penduduk dan positif ratenya dibawah 5 persen masih biasa saja.

Sebagai catatan perkembangan Covid 19, sejak tanggal 4 -10 Juni 2020, dilakukan testing kepada 21.197 orang yang di tes, positif ratenya (4,4%).Terus tanggal 11-17 Juni 2020 kepada 27.091 orang, test positif ratenya (3,1%), dan tanggal 18-24 Juni 2020 kepada 29.873 orang dengan test positif ratenya (3,7%).

Selanjutnya, tanggal 25 Juni hingga 1 Juli 2020, dilakukan tes kepada 31.085 orang, dengan tes positif ratenya (3,9%). Menyusul tanggal 2-8 Juli dilakukan tes kepada 34.007 orang yang di tes positif ratenya (4,8%).

TEMBUS 6748

Pada tanggal 12 Juli 2020 ternyata hasil pressing dan tes kepada warga, positif ratenya melonjak 2 kali lipat menjadi (10.5%). Hasil pressing dan tes kepada warga Jakarta, ditemukan kasus baru sejak Juni – 12 Jui 2020, tembus 6748 kasus.

“Kita harus waspada, jangan anggap enteng dan jangan pura pura tidak tahu (Pretend not to know) dan merasa bebas dari covid, serta tetap waspada dan hati hati jika keluar rumah,” ujar gubernur Anies mengingatkan warganya.

Lonjakan ini merupakan peringatan dari wabah covid-19 dalam perjalanan selama masa PSBB mulai 4 Juni hingga 12 Juli 2020, sekali lagi, katanya telah ditemukan 6748 kasus baru.

Artinya 200 yang dites/4000 orang maka hasilnya 5 persen. Berbeda dengan yang 200 yang di tes/1000, maka hasilnya 20 persen. Kami melihat angka presentase pesiar itu agar dapat mengantisipasi dan mengendalikan wabah covid. tutur gubernur Anies.

Menurut gubernur Anies, selama 4 Juni hingga 12 Juli 2020 cluster terbesar pasien di Rumah Sakit 45 % , pasien komunitas lingkungan tetangga 38%, pasar 6,8 %, pegawai migran 5,8% dan selebihnya pegawai dan karyawan kantor.(Oleh Risman Thomas)

foto/AyoJakarta

Leave a Comment