Aksi Joker di Malam Halloween, 17 Penumpang Kereta Luka

Pria ini memang diduga alami kelainan jiwa, setelahmelakukan aksinya dengan menggunakan kostum Joker, dia duduk tenang merokok. (foto:ist)

Pewarta Satu — Jepang mengutuk serangan penusukan dan pembakaran oleh ‘Joker’ di dalam gerbong kereta Tokyo. Juru bicara pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno menyebut tindakan ini sebagai tindakan yang mengerikan dan brutal, Senin (1/11).

Sebelumnya, seorang pria mengenakan kostum figur fiksi Joker dari film Batman menikam belasan penumpang di jalur kereta Tokyo, Jepang, pada Minggu (31/10).

Kepolisian Jepang menuturkan setidaknya 17 orang terluka akibat kejadian itu. Polisi menyatakan pihaknya langsung mengamankan pelaku di tempat kejadian.

Menurut seorang saksi, pelaku memegang pisau dan menyirami gerbong kereta dengan cairan. “Dia memegang pisau dan mulai menyebarkan cairan,” kata saksi itu.

“Dia melakukan tindakan ini tanpa menunjukkan emosi apa pun, hanya secara mekanis. Saya pikir itu membuat semua orang ketakutan.”

Insiden ini menimbulkan kepanikan dan kekacauan di Jepang, mengingat kejahatan dengan kekerasan jarang terjadi di negara itu. Tayangan TV juga memperlihatkan penumpang yang ketakutan berlari keluar dari kereta saat asap memenuhi gerbong.

“Dengan pisau yang dibawanya, pria itu menikam dada bagian kanan seorang penumpang pria berusia 70-an yang duduk di kereta, tetapi keinginannya (membunuh) tak kesampaian,” kata juru bicara kepolisian Tokyo kepada AFP.

“Dia (pelaku) mengatakan kepada polisi bahwa dia ingin menerima hukuman mati dengan membunuh seseorang,” tambah juru bicara itu.

Saat ini, pria lansia yang ditusuk pelaku kini berada dalam kondisi kritis.

Menurut kepolisian, pelaku kejahatan ini adalah seorang pria 24 tahun bernama Kyota Hattori.

Sebelum serangan dilakukan, Hattori disebut sempat berjalan di sekitar distrik Shibuya, Tokyo.

Kabarnya, Hattori memiliki rasa kagum akan sosok ‘Joker.’ Ia juga sengaja menggunakan kostum Joker khusus untuk melakukan kejahatan ini.

Hattori sendiri dikatakan ingin dihukum mati sejak Juni lalu. Dalam pengakuannya kepada polisi, Hattori mengaku memilih kereta cepat karena memiliki jarak yang lebih jauh dari satu stasiun pemberhentian ke pemberhentian lain.

Ia juga membeberkan motifnya melakukan penikaman. Ia mengaku bahwa tengah memiliki masalah di pekerjaannya dan juga masalah pertemanan.

Hattori bahkan menyatakan kalau ia tidak dapat membunuh orang seperti yang ia rencanakan sebelumnya. Klaim ini dapat membuat Hattori dapat dijatuhi hukuman mati. (sumber: CNN Indonesia)

 

 

Brilliansyah: