Featured Politik

Anies Kritik Demokrasi dan Hukum Bengkok, Begini Reaksi Prabowo

Anies Baswedan dan Prabowo Subianto  saat debat pertama Pilpres 2024 di  KPU .//Foto: CNBC

JAKARTA. Pewartasatu.com — Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar debat perdana calon Presiden 2024 di Gedung Komisi Pemilihan Umum. Ketiga calon presiden beradu visi misi serta gagasan soal pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peningkatan layanan publik dan kerukunan warga.

Debat capres diatur melalui beberapa sesi. Dalam salah satu sesi, Capres No.1 Anies Baswedan menilai hukum di Indonesia saat ini tidak memihak warga kecil dan cenderung memihak kaum menengah atas.

Anies menilai pemerintah saat ini tidak sesuai dengan prinsip hukum yang dipegang, yakni hukum harusnya tegak lurus. Menurutnya, hukum di Indonesia bengkok dan tajam ke bawah, serta tumpul ke atas.

“Pada saat ini, hukum harusnya tegak. Kenyataannya bengkok tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Tidak boleh dibiarkan, kita dorong perubahan hukum tegas kepada semua!,” tegas Anies dalam debat tersebut.

Anies berjanji pihaknya akan membuat perubahan dan mengembalikan Indonesia sebagai negara hukum. “Ini negara hukum, bukan negara kekuasaan,” ungkapnya.

Dia pun menyinggung kasus KDRT di Bekasi yang menewaskan seorang perempuan bernama Mega Suryani Dewi. Mega tewas ditangan suaminya.

Anies berharap tidak ada lagi kasus demikian di masa depan. Kepastian penegakan hukum ini harus dirasakan bagi semua warga negara Indonesia, termasuk ASN, TNI dan Polri.

Sementara itu, dalam salah satu sesi debat, terlihat cara Prabowo Subianto yang juga Calon Presiden Nomor Urut 2 menanggapi Anies Baswedan soal demokrasi sempat membuat heboh suasana debat.

Hal ini berawal ketika Anies menuturkan bahwa rakyat tidak percaya dengan demokrasi Indonesia saat ini. Alasannya adalah tidak ada kebebasan berbicara hingga kurangnya oposisi.

Apa jawaban Prabowo?

“Mas Anies Mas Anies,” ujar Prabowo yang disambut riuh oleh penonton Debat Capres dan Cawapres 2024, di Gedung KPU, Selasa (12/12/2024).

“Saya berpendapat mas Anies ini agak berlebihan, mas Anies mengeluh tentang demokrasi ini dan itu dan ini mas Anis dipilih jadi Gubernur DKI menghadapi pemerintah yang berkuasa. Saya yang usung bapak,” jelas Prabowo.

Menurut Prabowo, kalau bukan karena demokrasi tidak mungkin Anies menjadi Gubernur.

“Kalau Jokowi diktator anda tidak mungkin jadi Gubernur saya waktu itu oposisi, mas Anies anda ke rumah saya anda oposisi anda terpilih,” paparnya.**

Sumber: CNBCIndonesia

Leave a Comment