Kapolresta Jayapura, Kombes Pol. Gustav R. Urbinas, SH, S.IK, M.Pd .(foto : Ist)
JAYAPURA, Pewartasatu.com — Situasi Kota Jayapura dilaporkan pagi ini agak mencekam namun tidak berpengaruh pada aktifitas warga sehari-hati.
Untuk mengantisipasi unjuk rasa yang digelar oleh sekelompok masyarakat terutama kalangan mahasisawa dari berbagai perguruan tinggi di Jayapura, Polresta Jayapura menurunkan 730 personil gabungan TNI – Polri untuk mengantisipasi situasi di beberapa titik rawan.
Titik-titik rawan yang sudah ditutup dan diamankan oleh aparat keamanan adalah areal kantor Administrasi Universitas Cenderawasih Abepura, Lokasi Ekspo Pembangunan di Waena, serta tugu pendidikan di pusat Kecamatan Abepura.
Kapolresta Jayapura Kombes Pol. Gustav R Urbinas, dalam selebaran di berbagai media sosial mengatakan pihaknya akan menindak tegas apabila aksi unjuk rasa hari ini, Selasa (8/3) tetap dilakukan dengan turun ke jalan atau long march,
BACA JUGA : Isu Unjuk Rasa Lumpuhkan Jayapura, Wali Kota : Masyarakat Tetap Tenang dan Jangan Panik
Tindakan ini dilakukan karena dapat mengganggu ketertiban umum apalagi saat ini masih dalam situasi Pendemic Covid-19.
Untuk itu Kapolresta Jayapura menyerukan kepada warga masyarakat kota Jayapura untuk tidak terprovokasi dengan seruan aksi tersebut karena aparat TNI dan Polri menjamin keamanan kota Jayapura.
Dikutip dari media lokal, Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Pol. Gustav R. Urbinas memastikan aksi turun ke jalan dari solidaritas mahasiswa bersama rakyat Papua ke DPR Provinsi Papua tak memiliki izin.
Selama pandemi Covid-19, aksi unjuk rasa yang melibatkan banyak orang tidak diizinkan sesuai dengan Instruksi Walikota Jayapura Nomor 2 Tahun 2022 tentang peningkatan langkah pencegahan dan penanggulangan corona virus disease (Covid-19) di wilayah Kota Jayapura, kata Kombes Gustav.
Apabila aksi tersebut tetap dipaksakan untuk dilakukan, pihak TNI- Polri kami akan menyiagakan ratusan personel aparat gabungan TNI-Polri untuk melakukan tindakan tegas.
Unjuk rasa, kata Gustav hanya bisa dilakukan secara audiens dengan peserta terbatas, bukan dengan cara turun jalan yang melibatkan banyak orang.
Sementara itu Kodam XVII Cenderawasih memastikan informasi yang disebarkan oleh kelompok tertentu terkait kelompok separatis teroris (KST) Papua ikut dalam unjuk rasa yang akan melumpuhkan Kota Jayapura pada 8 Maret 2022 adalah hoaks.
Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Inf Aqsha Erlangga menjelaskan beredar di media sosial (medsos) dalam beberapa hari belakangan ini bahwa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) bersama TPN OPM dan MSN serta lapisan masyarakat akan turun ke jalan untuk kemerdekaan West Papua.
“Apa yang dilakukan Kelompok Separatis Teroris (KST) adalah perbuatan biadab. KST sengaja menebar teror. KST memiliki banyak akun medsos yang keseluruhannya berfungsi untuk menyebar berita hoaks. Untuk kami minta masyarakat tidak terprovokasi,” kata Aqsha, Senin (7/3). (jimas)