Pewartasatu.com *BOGOR* – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan Presiden Joko Widodo mendukung pembentukan Majelis Syuro Dunia atau World Consultative Assembly yang digagas MPR RI. Salah satu tujuan Majelis Syuro Dunia atau World Consultative Assembly untuk mendorong terwujudnya tatanan dunia Islam yang harmonis, damai dan berkeadaban.
“Presiden Joko Widodo mendukung penuh upaya MPR RI membentuk Majelis Syuro Dunia atau World Consultative Assembly. Majelis Syuro Dunia akan menjadi wadah berhimpun MPR dari berbagai negara yang memiliki sistem yang sama, khususnya negara-negara berpenduduk muslim di dunia. Dukungan Presiden Joko Widodo akan lebih memicu semangat MPR RI agar dapat mendeklarasikan berdirinya Majelis Syuro Dunia pada Agustus 2021,” ujar Bamsoet usai bertemu Presiden Joko Widodo, di Istana Bogor, Rabu (8/7/20).
Turut hadir para Wakil Ketua MPR RI antara lain Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Jazilul Fawaid, Lestari Moerdijat, Syarief Hasan, Zulkifli Hasan, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad. Sedangkan Presiden Joko Widodo didampingi Menkopulhukam Mahfud MD, Mensesneg Pratikno, dan Seskab Pramono Anung.
Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan Majelis Syuro Dunia juga akan menginisiasi terbentuknya Bursa Efek Syariah Dunia (Global Syariah Stock Exchange). Bursa Efek Syariah Dunia akan menjadi jawaban atas kondisi karut marut perekonomian global akibat terlalu lama dirundung kapitalisme dan liberalisme.
“Dengan terwujudnya Global Syariah Stock Exchange, sekaligus akan mewujudkan Islamic Capital Hub di Industri pasar modal dunia. Sebagai awalan, Bursa Efek Syariah Dunia bisa melibatkan berbagai bursa ternama seperti Malaysian Islamic Capital Markets, Bursa Istanbul, maupun Dubai Financial Market. Gagasan ini perlu dikaji dan didalami lebih jauh oleh berbagai pakar ekonomi dari berbagai negara dunia yang difasilitasi oleh Majelis Syuro Dunia (World Consultative Assembly),” urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini meyakini, parlemen dari masing-masing negara punya peran besar dalam mendorong pemerintahan di masing-masing negaranya agar melepaskan diri dari jerat kapitalisme yang mencekik. Dengan mengedepankan industri keuangan syariah, selain terhindar riba juga akan menjadikan para pelaku ekonomi tak berspekulasi terhadap mata uang.
“Sederhananya, uang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sektor riil, bukan semata untuk kepentingan spekulasi yang akhirnya membuat ekonomi liberal rentan dengan krisis. Seperti yang kini sedang terjadi, yang perang dagang adalah Tiongkok dengan Amerika, namun yang kena getahnya seluruh negara dunia. Hal ini lantaran tatanan ekonomi dunia tak seimbang,” tandas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, melalui Majelis Syuro Dunia diharapkan juga bisa mewujudkan pusat referensi produk halal dunia (World Hub of Halal). Sehingga penduduk muslim dunia tak perlu khawatir terhadap kepastian serta ketersediaan makanan dan minuman halal.
“Memajukan penduduk muslim melalui berbagai produk maupun industri berbasis syariah bukanlah untuk memusuhi penduduk agama lain. Melainkan sebagai alternatif jalan keluar atas kondisi dunia yang sudah karut marut akibat terlalu lama dirundung kapitalisme dan liberalisme. Wajah dunia harus diubah menjadi saling tolong menolong, solidaritas antar manusia, yang memberikan kesempatan kepada siapapun menggapai kesejahteraan dan kemakmuran,” pungkas Bamsoet. (*)