Bioskop TransTV: Bumi Manusia, Konflik Perjuangan dan Derajat Manusia

Film Bumi Manusia (2019) disutradarai Hanung Bramantyo  dari novel Pramoedya Ananta Toer.//foto: IMDb

JAKARTA. Pewartasatu.com — Bioskop TransTV, hari ini, tepat tanggal 17 Agustus 2023, secara khusus menayangkan film Indonesia, The Earth of Mankind, atau populer disebut Bumi Manusia. Sebuah film biografi sejarah Indonesia tahun 2019 yang disutradarai Hanung Bramantyo dan ditulis Salman Aristo.

Diangkat dari novel sastrawan terkenal, Pamoedya Ananta Toer ‘Bumi Manusia’, film ini dibintangi Iqbaal Ramadhan, Mawar de Jongh, dan Sha Ine Febriyanti.

Film ini menceritakan kegamangan Minke menghadapi sejumlah konflik batin dan kontradiksi yang dihadapinya, menghadapi kemajuan Eropa dan perjuangan membela tanah airnya, serta hubungannya dengan Annelies.

Annelies adalah seorang gadis Indo-Belanda sementara dia Jawa toto, Annelies putri seoang Nyai, yang di zaman itu dianggap derajatnya sama dengan binatang, sementara dia putra seorang bupati.

Di bawah ini sinopsisnya beserta jadwal lengkap acara TransTV sepanjang hari dan malamnya;

Jadwal Acara TransTV Kamis 17 Agustus 2023.

05.00 WIB Islam Itu Indah
06.30 WIB Insert Pagi
07.30 WIB CNN Indonesia Good Morning
08.15 WIB Pagi Pagi Ambyar
09.45 WIB HUT RI ke-78
10.45 WIB Insert
12.30 WIB Brownis (Obrolan Manis)
14.00 WIB Rumpi No Secret
15.00 WIB Insert Today
16:00 WIB CNN Indonesia News Update
16.30 WIB Dream Box Indonesia
17.30 WIB Bikin Laper
18.30 WIB Insert Story
19.30 WIB Dunia Punya Cerita
20.15 WIB Tanpa Batas
21.00 WIB Bioskop Trans TV – Bumi Manusia
23.00 WIB Bioskop Trans TV – USS Indiana Polis
01.00 WIB Sinema Dinihari.–

Diclaimer: Jadwal ini sewaktu-wakru dapat berubah.

Yang Memerintah, Yang Terperintah

Film Bumi Manusia (The Earth of Mankind) yang diproduksi Falcon Pictures ini mendapatkan sambutan positif dari kalangan pejabat politik dan masyarakat serta ulasan beragam dari kalangan pengulas film.

Ditayangkan Agustus 2019, Bumi Manusia sempat menguasai perolehan jumlah penonton terbanyak selama dua minggu berturut-turut.Film ini menjaring 1.316.583 penonton dengan perkiraan pendapatan kotor sekitar Rp52,7 miliar (dengan anggaran Rp30 miliar).

Pada suatu hari di Surabaya, Minke (Iqbaal Ramadhan) diajak Robert Suurhof (Jerome Kurnia) melawat ke rumah keluarga Mellema, Boerderij Buitenzorg di Wonokromo. Kedatangan Minke disambut dengan penuh kecurigaan oleh Robert Mellema (Giorgino Abraham) yang justru menyambut Suurhof dengan penuh keakraban.

Tetapi sebaliknya dengan adiknya Annelies Mellema (Mawar de Jongh) serta ibunya Ontosoroh (Sha Ine Febriyanti) yang menerima Minke dengan gembira. Minke mulai menjalin hubungan mesra dengan Annelies dan Ontosoroh, walau Annelies sempat merasa belum terbiasa dengan Minke.

Sepulang sekolah, Minke menghampiri kawannya berkebangsaan Prancis bernama Jean Marais (Hans de Kraker) yang melukis dan anaknya May Marais (Ciara Nadine Brosnan).

Keesokan harinya, Annelies menceritakan kehidupan ibunya, Sanikem, yang kemudian mengganti namanya menjadi Ontosoroh. Minke terilhami dan menulis artikel di koran Surabaya dengan nama samaran Max Tollenaar. Malam harinya, Minke tiba-tiba ditangkap polisi karena tulisannya tempo hari.

Kembali ke rumah, Minke disambut kemarahan ayahnya karena berhubungan dengan Annelies. Hubungan itu dinilai ayahnya meninggalkan budaya dan tradisi Jawa.

Pada saat yang sama di Wonokromo, Ontosoroh menenangkan Annelies yang menangisi kepergian Minke, tetapi Annelies langsung pergi meninggalkan Ontosoroh.

Kembali ke Wonokromo, Minke mulai dihadapkan dengan perkara yang sudah lama mengganggu hatinya, tak lain jurang pemisah antara kaum yang “terperintah” (bumiputra) dan yang “memerintah” (Eropa), serta hubungannya dengan Annelies.

Keesokan harinya, ayah Minke diangkat menjadi bupati. Beberapa hari kemudian, Minke meninggalkan ayahnya, pergi ke rumah Annelies dan merasa dibuntuti Gendut Sipit di kereta api yang ditumpangi.

Proses produksi Bumi Manusia bermula ketika Falcon Pictures mendapatkan hak alih wahana novel “Bumi Manusia” dan “Perburuan” pada 2014. Penggarapan dimulai ketika Anggy Umbara ditunjuk menjadi sutradara pada 2015, tetapi tidak kunjung terlaksana. Kursi sutradara berganti kepada Hanung dua tahun kemudian.

Pengambilan gambar dilakukan pada akhir Juli hingga Agustus 2018 di Studio Gamplong, Yogyakarta; Semarang, Jawa Tengah; dan Belanda. Rumah Ontosoroh yang dibangun untuk produksi film dijadikan museum pada tahun berikutnya.

Film ini diakhiri dengan kenyataan bahwa Minke harus mengikhlaskan keberangkatan Annelies ke Belanda. Pengadilan memutuskan pernikahan Ontosoroh (yang aslinya bernama Sanikem) dengan Herman tidak sah, sehingga Annelies harus diserahkan kepada walinya di Belanda.

Beberapa hari kemudian, Minke yang membawa buku berdiri di depan tebing pantai, diiringi dengan senandika dari Minke, penuh dengan
perasaan, dan konflik batin yang membuncah tentang kisah hidup anak-anak manusia.**

 

 

Brilliansyah: