Opini

Candaan Kok Minta Dicabut…Aneh….

SEBELUMNYA saya ingin menyampaikan ucapan “Turut berduka cita yang dalam atas berpulangnya isteri tercinta Menteri Hukum dan Ham pak Yasona laoly..semoga Almh di aampuni segala dosanya,dan mendapat tempat yg layak di sisi Nya..”

Menanggapi pertanyaan tentang tanggapan terhadap protes atas candaan Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia (Menkumham) Pak Yasona Laoly dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI beberapa hari lalu yang sempat viral di media sosial dilakukan Santoso anak buah Agus Hari Murti Yudhoyono (AHY).

Agak menggelikan juga membacanya hanya karena Menkumham yang menurut anggota-anggota lain hanya candaan sejenak tentang ambisi Ketua Umum Partai Demokrat untuk maju sebagai calon presiden 2024 yang antara lain, “Kalau Demokrat masih lama lah mengingat ketua umunya juga masih muda, masih banyak waktu”

Candaan yang membuat sejumlah anggota Komisi III tertawa sebenarnya ditujukan kepada saudara Benny Kabur Harman ketika RDP pembahasan RUU KUHP khusus pasal penghinaan presiden.

Rupanya candaan sang menteri ini bagaikan ‘petir’ menyambar anak buah AHY, Santoso yang juga adalah Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta. Maklum, tidak terima bossnya di bilang belum saatnya alias masih lama kalau mau menjadi calon presiden.

Santoso meminta candaannya itu dicabut. Begitu sewotnya saudara Santoso sehingga Menkumham semdiri sudah meminta maaf karena itu hanya candaan. Kalau nggak ngerti, ya itu Guyon.

Rupanya Santoso tetap tidak terima bossnya di bilang masih lama kalau mau nyapres. Disini kita menilai kwalitas manusia yang duduk di lembaga terhormat sebagai wakil rakyat.

Saya yang juga pernah merasakan sebagai wakil rakyat di Senayan dua periode, bahkan sempat dipercaya menjadi pimpinan Komisi IX DPR RI merasa aneh dengan sewotnya anak buah AHY ini.

Dalam falsafah orang-orang pintar, Parlemen (DPR RI) tersebut bagaikan etalase partai politik di Indonesia. Kwalitas barang dalam etalase itu layak nya kualitas manusia yang ada di dalam lembaga terhormat itu.

Etalase cerminan barang-barang berkualitas bermerk. Biarpun juga ada etalase tersebut berisi barang-barang KW 2 dan seterusnya atau lebih yang sudah dipoles. malah barang berkwalitas tetap saja ketahuan dan berbeda dengan KW.

Memprotes sesuatu haruss yang substantif, misalnya menyangkut rakyat yang diwakili, bukan mencari panggung dalam membela si boss. Tingkat intelegensia adalah ukuran dalam menyampaikan pendapatJ Jangan asal bunyi alias asbun demi terlihat sang majikan sedang membela boss.

Saudara Benny Kabur Harman, sahabat saya sebenarnya harus bisa segera menetralisir interupsi saudara sefraksi itu, tetapi kenapa diam..Ben ????

Oleh Max Sopacua
Politisi Senior, Deklarator Partai Demokrat

 

Leave a Comment