Makna teks ujaran kebencian di media sosial.//foto:researhcgate.net
JAYAPURA. Pewartasatu.com – Warga Bumi Cenderawasih tak lama lagi dihadapkan dengan tahapan pelaksanaan Pemilu 2024, di mana setahun sebelumnya, trend hoax dan ujaran kebencian diprediksikan bakal meningkat drastis jelang tahun politik tersebut.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Papua, Jeri Agus Yudianto menyebut hoax dan ujaran kebencian bisa jadi mulai marak sejak tahun ini. Hal demikian, melihat dari pelaksanaan Pemilu 2024 yang bepotensi digelar bersamaan dengan Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota.
“Apalagi sekarang ini untuk mengakses internet masyarakat semakin gampang, cukup dari ponsel masing-masing sudah bisa. Nah, pertumbuhan hoax dan ujaran kebencian ini tentunya akan sangat kencang karena orang semakin mudah mengakses internet,” kata dia di Jayapura, Selasa (21/6).
Sehingga, Jeri menyarankan warga masyarakat agar dapat menyaring dan memilah informasi yang benar sebelum dikonsumsi atau disebarkan kepada lainnya.
Dilain pihak, tak sampai membawa ke ranah kehidupan pribadi, setiap hal yang diakses di internet, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,
“Maksudnya disini, kalau kita sadari terkait politik itu, setiap lima tahun pasti ada pergantian pimpinan, kepala daerah, kepala negara, atau bahkan di DPR-nya. Jadi, saran kami agar waspada terhadap hoax dan ujaran kebencian lalu tidak usah terlalu dibawa ke kehidupan pribadi lah,” imbau dia.
Selain pengaruh politik, Jeri katakan, masalah ujaran kebencian dan hoax turut dilatarbelakangi kurangnya literasi dan minimnya penegakan hukum karena enggannya korban melapor ke pihak berwajib.
“Literasi ini penting, lagi-lagi ketika melihat gambar atau foto atau video di medsos, disaring dulu sebelum dibagikan. Sehingga tidak memantik reaksi dari individu atau kelompok mengungkapkan kata-kata tidak sepantasnya,” harap dia. **
Sumber: papua.go.id