Gunung Gede Pangrango (foto : Ist)
SIAPA yang tidak tahu dengan Gunung Gede Pangrango. Gunung Gede berada di ketinggian 2.958 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) dan Gunung Pangrango pada ketinggian 3.019 MDPL.
Gunung Gede Pangrango adalah salah satu dari lima Taman Nasional yang di umumkan pertama kali pada tahun 1980 dan termasuk Taman Nasional Tertua di Indonesia dalam kawasan Gunung Jawa Barat. Tepatnya berada di dua wilayah kabupaten yaitu Cianjur dan Sukabumi.
Gunung Gede Pangrango merupakan sebuah gunung api bertipe startovolcano dan salah satu Gunung yang banyak diminati oleh banyak pendaki karena letaknya yang sangat strategis di jantung kota.
Gunung Gede diselimuti oleh hutan pegunungan, yang mencakup zona-zona submontana, montana, hingga ke subalpin di sekitar puncaknya. Hutan pegunungan di kawasan ini adalah yang paling kaya jenis flora di Indonesia.
Satwa liar yang dapat kita jumpai di sepanjang pendakian adalah owa, surili, lutung, kera, macan tutul, mencek, dan elang jawa.
Flora yang terkenal di Gunung Gede Pangrango adalah Edelweiss, bunga abadi yang kita ketahui memang hanya bisa tumbuh di pegunungan berketinggian di atas 2.000 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL).
Namun jangan mencoba memetik bunga tersebut karena terdapat aturan yang melindungi keberadaan Edelweis tersebut yakni Undang-Undang No.5 Tahun 1990 pasal 33 ayat (1) dan (2) tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.
Begitu banyak flora dan fauna serta pemandangan indah yang sangat menyejukan mata di sepanjang jalur menuju puncak Gunung Gede Pangrango tersebut.
Sayangnya, pemandangan indah itu sirna seketika karena ulah para pendaki nakal. Jalur gunung yang di buat sedemikian rupa untuk para pendaki terutama Pecinta Alam rusak dan kotor hanya karena pendaki abal-abal. Begitu sering di temukan bongkahan sampah di sepanjang jalur bekas pendakian.
Walaupun para Volunter Gede Pangrango Operation (GPO) yang berdiri sejak tahun 1990 selalu mengadakan kegiatan Operasi bersih sampah, namun tetap saja selalu akan ada sampah-sampah baru.
1 ton lebih sampah di turunkan dalam setiap kegiatan rutin Operasi Bersih Sampah ini. Miris melihatnya, gagah-gagahan di media sosial di puncak Gunung Gede Pangrango seperti Pecinta Alam sejati. Kenyataanya NOL besar kafena sebagian pendaki ketika menapakkan kaki di lereng gunung selalu meninggalkan sampahnya bertebaran di sepanjang jalur pendakian.
Sering terdengar desahan kesal dan lelah para relawan Gede Pangrango Operation (GPO), karena peringatan yang disampaikan kepada para pendaki sebelum melakukan pendakian ibarat angin lalu semata.
Membawa sampah pendakian kembali ke kaki gunung adalah hal mudah, tetapi kenyataannya sulit untuk mereka lakukan. Inilah pentingnya ilmu dalam pendakian agar mereka mengerti betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan Gunung untuk kegidupan anak cucu kita kelak.
Salah seorang Relawan Gede Pangrango Operation (GPO), Niko, mengatakan dirinya tidak henti-hentinya meminta kesadaran para pendaki untuk membawa kembali sampah yang di bawa ke gunung.
“Harapannya agar Gunung Gede tetap terjaga dari sampah plastik botol dan kaleng kemasan. Kalau bukan kita siapa yang mengingatkan dan kalau bukan sekarang kapan lagi,” ucapnya Anggota Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) tersebut. (Iphit)