Film “Broken Wings” Katanya “Sayap-sayap Patah” Versi Nepal? Segera Tayang di Indonesia!

Film Broken Wings. (Foto: Pikiran Rakyat) 


JAKARTA, Pewartasatu.com – Bagi yang penyuka film bergenre romantis, pasti akan suka film yang akan rilis pada tahun ini dengan judul “Broken Wings”.

Broken Wings merupakan film bergenre politik dan romansa besutan dari Shenpenn Khymsar. Ia sekaligus sebagai penulis skenario dari film ini.

Selain menjadi sutradara dan produser, film Broken Wings juga diproduseri oleh Shenpenn Khymsar. Dengan terbit di bawah naungan dari perusahaan produksi Monk and the Warrior Productions.

Diadaptasi dari gerakan Gorkhaland pada tahun 1986 silam di Darjeeling.

Selain itu, juga dibintangi oleh :

  • Vinay Pathak sebagai Raghuvendra
  • AgarwalSunakshi Grover sebagai Priya
  • Neetu Pandey sebagai Abha Agarwal
  • Mrinal Singh sebagai Endo
  • Ruben Pradhan sebagai Solo
  • Shubhankar Das sebagai Contact killer
  • Subhadip Raha sebagai Tamta
  • Nima Sherpa sebagai Nima
  • Bhavya Sharma sebagai Sabita

Film arahan sutradara Shenpenn Khymsar tersebut baru akan ditayangkan di Nepal pada 26 Agustus 2022 mendatang. Film ini akan rilis pada 26 Agustus 2022 mendatang di Nepal.

Berikut sinopsis film “Broken Wings” yang telah dikutip Pewartasatu.com dari Suara.com, pada Selasa (23/8/2022) :

Kisah berpusat kepada pasangan di tengah terpaan politik, pada gerakan Gorkhaland pada tahun 1986 silam di Darjeeling.

Secara singkatnya, kisah ini tentang cerita cinta yang sadis antara dua sejoli dalam masa pasca agitasi Gorkhaland, dengan terinpirasi dari kisah nyata yang pernah terjadi pada tahun tersebut.

Dalam peristiwa politik tersebut, Subhas Ghisingh mengajukan sebuah pembentukan atas wilayahnya untuk merdeka, atau mendirikan negaranya sendiri.

Karena di wilayah itu, diantaranya ada wilayah perbukitan Darjeeling juga area Dooars, dan Siligun Terai dengan lokasi yang berdekatan.

Sebelum pengajuan itu terjadi, peristiwa sebelumnya juga terjadi di tahun 1907 yakni keluarga wilayah Gorkha menuntut untuk berpisah dengan Benggala Barat, atas dasar tentang perbedaan budaya dan etnis.

Hingga suatu ketika karena tuntutan tersebut, terjadilah sebuah kekerasan di era tahun 1986. Dengan menimbulkan korban yang tewas dalam insiden tuntutan wilayah tersebut, sebanyak 1.200 korban.

Usut punya usut, film Sayap-Sayap Patah dari Indonesia dituding telah melakukan plagiat terhadap film asal Nepal dengan judul Broken Wings ini.

Ide cerita film Broken Wings tidak jauh berbeda dengan Sayap-Sayap Patah. Ke-2 film tersebut diambil dari kisah nyata.

Film Sayap-Sayap Patah (2022) yang kini sedang tayang di bioskop Indonesia, dan merupakan garapan dari Rudi Soedjarwo ini diadaptasi dari kisah peristiwa tragedi berdarah di Mako Brimob pada tahun 2018 silam.

Sebagaimana dari tragedi berdarah tersebut, telah menewaskan sebanyak 5 anggota Densus 88. Belum diketahui pasti tentang tanggapan pihak produksi film.

Hal itu diungkap oleh Netizen yakni Desi Suyamto, melalui laman Facebooknya yang ternyata ia adalah seorang Dosen Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam keterangan caption yang ditulisnya, menyampaikan jika film Sayap-Sayap Patah meniru dan menerjemahkan judul dari Google Translate dari Film Broken Wings, yang katanya sudah tayang lebih dulu.

“Ya Ampun! Ternyata, judulnya cuma copy aste & Google Translate dari film India yang sudah rilis lebih dulu, dengan plot cerita yang kurang lebih sama (kisah cinta di saat terjadi insiden), hanya diganti event, cast, dan settingnya,” tulis pengguna, sebagaimana dikutip dari akun Facebook dengan nama Desi Suyamto, pada hari ini Senin, 22 Agustus 2022.

Namun, belum diketahui pasti tentang tanggapan pihak produksi film dari Sayap Sayap Patah tersebut (*). 

Fifi SHN: