Mantan Menkes DR Terawan Agus Putranto yang dipecat IDI dari keanggotaan secara permanen/https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/
JAKARTA. Pewartasatu.com — Pemecatan mantan Menkes DR Terawan Agus Putranto dari keanggotaan IDI memancing rasa sentimen masyarakat terhadap organisasi para dokter itu.
Masyarakat sepertinya tidak bisa menerima pemecatan itu, apalagi dengan embel-embel permanen, dan alasannyan karena mempromosikan vaksin nusantara.
Tagar (#) bubarkan IDI pun menggema di media social twitter.
Dikutip dari laman twitter, Minggu malam 27 Maret 2022, #bubarkanIDI berada pada posisi puncak trending topic dari lima topic utama.
Pada pukul 29.03 WIB #bubarkanIDI berada pada posisi puncak, dengan 1.638 cuitan.
Berbagai komentar miring dialamatkan warganet ke IDI. Bahkan tak sedikit yang berisi caci-maki. Lebih seri ada yang bernada politis mengkaitkan dengan isu terorisme.
Adanya juga banner bermuatan, kalimat: Putra Pribumi Asli Penemu Vaksin Nusantara DIPECAT karena rugikan bisnis vaksin oligarkhi.
“Jika dirasa sudah tidak lagi berpihak pada profesionalisme para anggotanya dan jika sudah lebih mementingkan atau berpihak pada kelompok yang menguntungkan pribadi. Tegas saya setuju BUBARKAN atau ganti kepengurusan,” begitu cuitan akun @ZavierRex1.
“Silakan dipetakan siapa saja pengurus MKEK Pusat dan apa kaitan mereka secara pribadi dengan dr. Terawan,” cuit akun @anditoaja.
Ada juga akun yang menulis, kutipan pengakuan beberapa tokoh terhadap Terawan yang banyak jasanya;
SBY : dr. Terawan Adalah Champion. JKW : dr. Terawan bukanlah sosok yang sembarangan. Prabowo : saya pernah dibantu oleh dr.Terawan sehingga sekarang sehat.
Nah, Kongres IDI : memberhentikan keanggotaan dr Terawan Agus Putranto secara permanen.
Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dikabarkan diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Pemberhentian Terawan Agus Putranto dari keanggotaannya sebagai IDI berdasar pada rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI dalam Muktamar PB IDI yang berlangsung di Banda Aceh beberapa waktu lalu.
Menyikapi kabar tersebut, Ketua Harian DPP Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad berpandangan bahwa keputusan IDI memberhentikan Terawan dapat berbahaya bagi keberlangsungan kedokteran di Indonesia.
Dalam keterangannya, Sufmi Dasco mengaku khawatir ke depannya para dokter takut untuk berinovasi.
“Kenapa putusan ini berbahaya? Terus terang dengan adanya rekomendasi MKEK ini, saya khawatir akan menjadi yurisprudensi bagi masalah serupa di masa yang akan datang.”
“Sehingga menyebabkan dokter-dokter kita takut untuk mencoba dan berinovasi dengan berbagai riset-risetnya,” katanya.
Menurut Sufmi Dasco, idealnya IDI bisa lebih mengayomi serta mengayomi anggotanya dan terbuka dengan berbagai inovasi dan kebaruan di bidang kesehatan, kedokteran, ataupun farmasi.
Terlebih, mengingat bahwa IDI sebagai sebuah organisasi profesi yang diberikan kewenangan cukup luas oleh UU Praktik Kedokteran.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI itu lebih lanjut meminta Kementerian Kesehatan untuk mengkaji rekomendasi yang dikeluarkan oleh MKEK IDI terkait pemberhentian eks Menkes Terawan.
Dalam kesempatannya itu, Sufmi Dasco menuturkan pandangannya itu bukan menyoal Terawan Agus Putranto saja melainkan masa depan kedokteran di Indonesia.
“Saya tegaskan bahwa ini bukan hanya soal Pak Terawan ya. Tetapi ini tentang masa depan dunia kedokteran kita, masa depan dunia farmasi kita agar lebih mandiri dan berdikari,” kata Sufmi Dasco.
“Jangan sampai sebuah inovasi atau prestasi yang harusnya diapresiasi, ini malah diganjar dengan sanksi,” ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Sufmi Dasco juga meminta Komisi IX DPR dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) mengkaji secara komprehensif terkait UU Praktik Kedokteran dan UU Pendidikan Kedokteran.
Kemudian, ia berharap evaluasi juga dilakukan terhadap organisasi profesi kedokteran yang ada dalam UU agar sesuai dengan masukan dari masyarakat. (bri)