_Outlook kinerja positif tersebut turut bertepatan dengan momentum putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan kasasi yang diajukan oleh dua lessor dari Greylag Goose Leasing Designated Activity Company berdasarkan pengumuman website MA pada 26 September 2022 lalu._
JAKARTA, Pewartasatu.com – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Garuda”) memproyeksikan tahapan restrukturisasi yang dijalankan Perseroan dapat rampung jelang akhir tahun 2022 mendatang. Hal tersebut sejalan dengan telah diselesaikannya berbagai tahapan penting dalam misi restrukturisasi yang dijalankan diantaranya melalui perolehan putusan homologasi atas rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”).
“Termasuk persetujuan atas rencana realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun baik oleh lembaga legislatif hingga regulator terkait, hingga yang baru saja terlaksana adalah persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi Perseroan untuk rencana _rights issue_ penambahan modal usaha,” kata
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, berbagai langkah strategis dalam mendukung percepatan langkah pemulihan kinerja melalui misi restrukturisasi ini menjadi sebuah fundamen penting atas langkah transformasi kinerja usaha guna menjadikan Garuda sebagai entitas bisnis yang semakin adaptif, _agile_ dan berdaya saing menghadapi _outlook_ tantangan kinerja usaha ke depannya.
“Dengan prospek kinerja usaha yang ke depannya kami yakini akan terus bertumbuh positif, khususnya melalui pengembangan pangsa pasar domestik serta peluang jaringan penerbangan kargo internasional dan lini pendapatan _ancillary_, kami optimistis Garuda dapat terus berakselerasi dalam memanfaatkan momentum pemulihan kinerja menjadi Perusahaan penerbangan dengan basis profitabiltas kinerja usaha yang lebih solid lagi,” papar Irfan.
Lebih jauh ia mengtakan, sejumlah strategi kinerja juga terus dioptimalkan di antaranya di tengah masa pemulihannya melalui inisiatif _fleet strategy_, dimana Garuda Indonesia menerapkan sejumlah program strategis melalui restrukturisasi kontrak sewa pesawat hingga renegosiasi biaya sewa pesawat, simplifikasi jenis armada hingga sinergi perluasan konektivitas udara antara Garuda indonesia dan Citilink.
“Perseroan juga melakukan pendekatan finansial strategi yang diantaranya turut ditempuh dengan optimalisasi tahapan PKPU, efisiensi biaya berbasis _cost leadership_, sekaligus _supporting strategy_ melalui streamlining organisasi, pengembangan portofolio bisnis anak usaha Garuda Indonesia Group, hingga _culture transformation_,” jelasnya.
Melalui berbagai langkah strategis yang terus dijalankan dalam menunjang langkah pemulihan kinerja tersebut, lanjut Irfan, Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar.
“Pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26.10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11.71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan,” ujarnya.
Pertumbuhan Penumpang 10,59 Persen
Sementara itu, Garuda Indonesia secara grup turut mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang. Adapun permintaan penumpang jelang kuartal IV juga tumbuh positif berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi.
_Outlook_ kinerja positif tersebut turut bertepatan dengan momentum putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan kasasi yang diajukan oleh Greylag Goose Leasing 1410 Designated Acitivty Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Acitivty Company mengacu pada pengumuman website MA pada 26 September 2022 lalu.
Irfan menjelaskan, pengumuman putusan MA terkait penolakan atas pengajuan kasasi lessor tersebut semakin mempertegas komitmen Perseroan untuk memastikan langkah akseleratif kinerja turut memiliki landasan hukum yang solid dengan senantiasa mengedepankan asas kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
“Kami juga akan terus berkoordinasi dengan _stakeholder_ terkait dalam menindaklanjuti putusan resmi yang akan disampaikan oleh otoritas hukum terkait,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dengan _outlook_ kinerja yang positif serta dengan diumumkannya putusan MA atas penolakan kasasi akan semakin memperkuat langkah Perseroan untuk terus mengakselerasi proses restrukturisasi yang kami proyeksikan dapat rampung pada akhir tahun ini.
“Hal ini yang tentunya turut menjadi momentum penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi di tahun 2023 mendatang,” tutup Irfan.(**)
Garuda Indonesia Proyeksikan Restrukturisasi Rampung di Akhir Tahun 2022
_Outlook kinerja positif tersebut turut bertepatan dengan momentum putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan kasasi yang diajukan oleh dua lessor dari Greylag Goose Leasing Designated Activity Company berdasarkan pengumuman website MA pada 26 September 2022 lalu._
JAKARTA, Pewartasatu.com – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (“Garuda”) memproyeksikan tahapan restrukturisasi yang dijalankan Perseroan dapat rampung jelang akhir tahun 2022 mendatang. Hal tersebut sejalan dengan telah diselesaikannya berbagai tahapan penting dalam misi restrukturisasi yang dijalankan diantaranya melalui perolehan putusan homologasi atas rencana perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”).
“Termasuk persetujuan atas rencana realisasi Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun baik oleh lembaga legislatif hingga regulator terkait, hingga yang baru saja terlaksana adalah persetujuan pemegang saham atas aksi korporasi Perseroan untuk rencana _rights issue_ penambahan modal usaha,” kata
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, berbagai langkah strategis dalam mendukung percepatan langkah pemulihan kinerja melalui misi restrukturisasi ini menjadi sebuah fundamen penting atas langkah transformasi kinerja usaha guna menjadikan Garuda sebagai entitas bisnis yang semakin adaptif, _agile_ dan berdaya saing menghadapi _outlook_ tantangan kinerja usaha ke depannya.
“Dengan prospek kinerja usaha yang ke depannya kami yakini akan terus bertumbuh positif, khususnya melalui pengembangan pangsa pasar domestik serta peluang jaringan penerbangan kargo internasional dan lini pendapatan _ancillary_, kami optimistis Garuda dapat terus berakselerasi dalam memanfaatkan momentum pemulihan kinerja menjadi Perusahaan penerbangan dengan basis profitabiltas kinerja usaha yang lebih solid lagi,” papar Irfan.
Lebih jauh ia mengtakan, sejumlah strategi kinerja juga terus dioptimalkan di antaranya di tengah masa pemulihannya melalui inisiatif _fleet strategy_, dimana Garuda Indonesia menerapkan sejumlah program strategis melalui restrukturisasi kontrak sewa pesawat hingga renegosiasi biaya sewa pesawat, simplifikasi jenis armada hingga sinergi perluasan konektivitas udara antara Garuda indonesia dan Citilink.
“Perseroan juga melakukan pendekatan finansial strategi yang diantaranya turut ditempuh dengan optimalisasi tahapan PKPU, efisiensi biaya berbasis _cost leadership_, sekaligus _supporting strategy_ melalui streamlining organisasi, pengembangan portofolio bisnis anak usaha Garuda Indonesia Group, hingga _culture transformation_,” jelasnya.
Melalui berbagai langkah strategis yang terus dijalankan dalam menunjang langkah pemulihan kinerja tersebut, lanjut Irfan, Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$ 3,76 miliar.
“Pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26.10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11.71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan,” ujarnya.
Pertumbuhan Penumpang 10,59 Persen
Sementara itu, Garuda Indonesia secara grup turut mencatatkan pertumbuhan penumpang sebesar 10,59 persen atau 6.516.555 penumpang dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu 5.892.274 penumpang. Adapun permintaan penumpang jelang kuartal IV juga tumbuh positif berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi.
_Outlook_ kinerja positif tersebut turut bertepatan dengan momentum putusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak pengajuan kasasi yang diajukan oleh Greylag Goose Leasing 1410 Designated Acitivty Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Acitivty Company mengacu pada pengumuman website MA pada 26 September 2022 lalu.
Irfan menjelaskan, pengumuman putusan MA terkait penolakan atas pengajuan kasasi lessor tersebut semakin mempertegas komitmen Perseroan untuk memastikan langkah akseleratif kinerja turut memiliki landasan hukum yang solid dengan senantiasa mengedepankan asas kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
“Kami juga akan terus berkoordinasi dengan _stakeholder_ terkait dalam menindaklanjuti putusan resmi yang akan disampaikan oleh otoritas hukum terkait,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengatakan, dengan _outlook_ kinerja yang positif serta dengan diumumkannya putusan MA atas penolakan kasasi akan semakin memperkuat langkah Perseroan untuk terus mengakselerasi proses restrukturisasi yang kami proyeksikan dapat rampung pada akhir tahun ini.
“Hal ini yang tentunya turut menjadi momentum penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi di tahun 2023 mendatang,” tutup Irfan.