Rais Syuriyah PBNU, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (Foto: NU Online
JAKARTA. Pewartasatu.com — Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menjelaskan bahwa shalat witir 1 rakaat sekali salam atau tiga rakaat sekali salam itu sah.
Hal ini dijelaskannya sebagai bentuk jawaban atas kontroversi pelaksanaan shalat witir yang menggunakan istilah 3 rakaat 2 kali salam dan shalat witir 3 rakaat sekali salam.
Pendapat ini sesuai dengan hadits Nabi Muhammad: “Dua rakaat, dua rakaat. Apabila kamu khawatir mendapati shubuh, maka hendaklah kamu shalat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari)
“Harusnya witir itu kalau tidak mau risiko ya lakukan dua rakaat lalu tasyahud awal kemudian menambahkan satu rakaat lagi seperti shalat maghrib. Cuma cara ini tidak populer. Atau witirnya hanya satu rakaat saja, sah. Umumnya 3 rakaat dua salam,” jelas Gus Baha seperti dikutip dari akun Youtube Islamadina Official, Sabtu (1/4/2023).
Menurut Gus Baha, dalam kontroversi witir ini tidak usah dicari benar salahnya, karena lebih utama ialah melakukan shalat. Baik yang meyakini shalat witir langsung 3 rakaat sekali salam, 1 rakaat sekali salam atau 3 rakaat dua kali salam. Semoga saja Allah memberikan ampunan pada semuanya.
Witir itu yang kontroversi sudah pernah dibahas Imam Nawawi dalam kitabnya. Kata Gus Baha, shalat witir yang 2 rakaat lalu salam dan tambah 1 rakaat lagi itu secara keilmuan memang aneh.
Karena shalat yang sudah salam dianggap shalat tersendiri, mandiri, tidak gabung. Tidak bisa berta’aluq ke shalat setelahnya.
“Khusus 3 rakaat dua salam di Indonesia para ulama mengakalinya dengan menambahkan kata minal witri sebelum shalat,” tegasnya.
Lebih rinci Gus Baha menjelaskan, shalat tarawih yang diakhiri shalat witir 3 rakaat dengan konsep 2 rakaat salam lalu shalat lagi 1 rakaat memang terlihat aneh, namun tetap bisa dilakukan.
Karena shalat witir, tapi jumlahnya dua. Sedangkan witir artinya ganjil. Namun, jika dikatakan bahwa sebenarnya tiga, tapi nyicil dua dulu baru tambah lagi. Ini seakan menjelaskan kepada Allah, bahwa shalatnya bertahap, nyicil dulu.
“Karena arti shalat itu pekerjaan yang diawali takbir dan diakhiri salam. Tidak bisa shalat satu digantungkan (sempurna dikatakan witir) dengan menunggu shalat satunya lagi.”
“Khawatirnya ketika 1 rakaat tersebut tidak dilakukan, maka dua rakaat sebelumnya ikut batal,” jelas Gus Baha.
Sumber: nu online/20230401