Harga Tiket Pesawat Masih Mahal, Begini Kata Erick Thohir

JAKARTA, Pewartasatu.com –  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, minimnya armada pesawat yang dimiliki Indonesia  berdampak pada harga tiket pesawat, termasuk harga logistik yang dikirim melalui moda transportasi udara.

Menurutnya, saat ini total pesawat yang dioperasikan oleh berbagai maskapai penerbangan baru 550 armada. Padahal, idealnya pesawat di Indonesia dibutuhkan sebanyak 720 pesawat. Artinya, Indonesia masih membutuhkan 170 pesawat tambahan.

“Saat ini jumlah pesawat di Tanah Air masih minim, padahal total penduduk Indonesia mencapai 280 juta jiwa. Jadi masih ada gap, itulah kenapa sekarang tiketnya masih agak tinggi,” kata Erick dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Minggu (16/7).

“Itu juga mengimbangi logistik kenapa tadi saya bilang lebih baik Garuda membantu menekan harga tiket dengan sistem logistik yang lebih baik antara people dan barang, lebih fokus ke domestik,” sambung Erick.

Sebagai perbandingan ,lanjut dia, Amerika Serikat (AS) telah mengoperasikan 7.200 pesawat terbang, angka tersebut dinilai ideal, lantaran jumlah penduduk negara Paman Sam ini berada di kisaran 300 juta jiwa.

“Kita lihat Amerika dengan 7.200 pesawat terbang, dengan total penduduk hampir 300 juta lebih dan punya GDP RP 40.000 (triliun),” katanya.

Erick menilai, Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berada di posisi Rp 4.600 triliun saat ini dan ditargetkan naik menjadi Rp 7.200 triliun, maka pesawat yang harus beroperasi di angka 720.

“Kalau kita GDP-nya Rp 4.600 (triliun) dengan total penduduk 280 juta anggaplah kita 10 persennya, berarti 7.200 perlu 720 pesawat,” tutup Erick.(**)

syarif: