Heboh si Bjorka, Lebih Banyak yang Mendukung, Begini Kata Rocky Gerung

Ilustrasi hacker. (Pixabay)

JAKARTA. Pewartasatu.com — Pengamat politik Rocky Gerung menilai, keberadaan hacker seperti Bjorka yang mengacak-acak data para petinggi di negeri ini fungsional. Artinya, kerja hacker ini penting dalam mengupayakan perubahan yang lebih cepat dan lebih baik di negeri ini.

“Bjorka adalah kita,” katanya

Rocky memperkirakan,suatu waktu, Bjorka akan membuka semua data-data itu.”Hei Bjorka, help us” kata Rocky tertawa

Sejak beberapa hari belakangan ini, masyarakat Indonesia menyaksikan aksi Bjorka, seorang hacker yang mengacak-acak data pribadi sejumlah petinggi Indonesia.

Sementara dilihat dari reaksi-reaksi netizen di media sosial, para warganet seolah-olah memberi angin dan berpihak kepadanya.

Sejak tiga hari  ini, tagar (#)Bjorka bertahan terus menduduki posisi puncak pada 10 ternding topic di Twitter. Seperti dilihat Pewartasatu.com, Rabu pagi (14/09) hingga pukul 09.18 tagar ini meraih cuitan sampai 24,9 K atau dua puluh empat ribu sembilan ratus cuitan.

Sebuah akun, @FiersaBesari, mencuit begini; “Saya enggak tahu hacker ini betulan atau cuma akal-akalan. Tapi, yang saya tahu—sepenglihatan saya—lebih banyak yang men-support sang hacker dibanding pemerintah kita sendiri.”

“Harusnya mulai mikir, sih. Daripada sibuk ngejar-ngejar, lebih baik sibuk berbenah,” cuit @FiersaBesari, menyindir pemerintah.

Seperti yang dibahas pengamat politik, Rocky Gerung bersama wartawan senior, Hersubeno Arif melalui saluran youtube Rocky Gerung / FNN, Selasa 13 September 2022, kelihatannya Bjorka mulai menyisir satu persatu data-data para pejabat Indonesia.

Sejumlah pejabat disebutkan belum melakukan vaksin booster, seperti Menteri BUMN Erick Tohir dan Ketua DPR Puan Maharani. Padahal, seperti yang dikemukakan Hersubeno Arif, Pak Luhut itu (maksudnya Menko Marvest) sampai-sampai mengancam orang yang belum booster gak boleh ke tempat-tempat umum.

Herubeno dan Rocky Gerung justru melihat, publik sangat menikmati aksi Bjorka ini. Hersu menyebut, public malah menjadi penadah informasi. “Tapi jangan sampai dikenakan pasal penadah,”katanya berkelakar.

Siapa sebenarnya Bjorka, banyak pihak yang bertanya-tanya, bahkan menerka-nerka bahwa sesunguhnya hacker ini adalah orang dari dalanmnegeri.

Hersubeno memperkirakan, begitu concernya Bjorka dengan persoalan-persoalan internal Indonesia, tentulah Bjorka ini seorang yang sangat aktif di dunia digital. Dia mwngikuti betul gerak hati para aktivis Indonesia.

Dengan simpel Rocky merumuskan, anggap saja Bjorka itu mewakili semua yang ada di jalan-jalan, membaca betul hati nurani publik, sampai hati nurani emak-emak…dan seterusnya. Bjorka adalah kita.

Menurut Rocky, keadaan semacam ini berlaku di wilayah-wilayah di mana politik otoriter sudah mulai beringas. Rocky menunjuk contoh kasus-kasus yang terjadi diAmerika Latin, di Filipina dsb.

“Dan jangan lupa, ada semacam asosiasi jurnalis internasional yang selalu siap dengan data. Kita tahu data itu disuplai jurnalis -jurnalis dalam negeri juga. Data ini bisa berbalik menghantam pemerintah,” katanya.

Terkait dengan apa yang dibongkar Bjorka soal pejabat yang belum booster itu justru masukan bagus. “Saya kira Pak Luhut senang itu,”katanya.

Namun Rocky melihat, dari sisi ini kabinet “berantakan”. Kelihatannya kedaulatan kesehatan itu diabaikan mereka orang istana. “Kita disuruh pakai masker,booster, mereka sendiri tak melakukan yang sama.”

Menurut Ricky hal-hal itu malah akan memperkuat persatuan untuk demo. “Bukan menolak harga BBM, tapi demo tentang kebohongan lisan,” kata Rocky.

Rocky dan Hersu juga menyorot pernyataan-pernyataan pejabat Indonesia bahwa Bjorka itu bohong, hoax dan tidak up date. Menurut Rocky kalau istana mengatakan Bjorka itu bohong, buka mana yang benar.

“Agar kita rama-ramai menangkap Bjorka dan dia dipenjara secara digital” kata Rocky.

Hersu menyorot, reaksi para pejabat yang menyatakan Bjorka bohong, datanya tidak benar. Tapi kenyataannya, kenapa BSSN(Badan Siber dan Sandi Nasional) akan mengambil langkah-langkah hukum?

Dalam hal ini, Presiden malah membentuk tim khusus berasal dari berbagai instansi untuk menghadapi Bjorka.

Rocky mengatakan, sebenarnya kebijakannya adalah, di mana mereka (pejabat pemerintah-red) meminta rakyat melakukan, sementara mereka sendiri tidak melakukannya.**

 

Brilliansyah: