JAKARTA, Pewartasatu.com – “Jauhi penyakitnya, bukan orangnya”. Pesan ini disampaikan dengan tegas Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga dalam Kampanye Stop Kekerasan dan Stigma untuk Anak Dari Dan Penderita HIV/AIDS di Gedung Sate, Kantor Gubernur Jawa Barat, Minggu (09/10).
Menteri Bintang mengaku prihatin mendengar banyak anak dengan HIV/AIDS atau anak dari orang tua dengan HIV/AIDS mendapatkan stigma bahkan kekerasan dari lingkungan sekitar. Sebab, setiap anak tanpa terkecuali harus terlindungi termasuk anak dari dan dengan HIV/AIDS.
“Bagaimanapun juga anak-anak dengan HIV AIDS ataupun anak-anak yang orang tuanya terpapar HIV/AIDS itu tidak boleh kita kucilkan. Mereka adalah saudara kita yang harus kita lindungi dan dampingi. Hak-hak mereka juga harus tetap terpenuhi,” ujar Menteri Bintang didampingi Bunda Forum Anak Nasional (FAN) Prov. Jawa Barat Atalia Praratya Kamil.
Berdasarkan Laporan Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, tercatat bahwa sepanjang Tahun 2021 ditemukan 36.092 ODHIV, dan 5.3% atau sekitar 1.912 diantaranya merupakan usia anak (1,3% pada anak usia ≤ 4 tahun, 0,7% pada anak usia 5 – 14 tahun dan 3.3% ditemukan pada usia 15 – 19 tahun).
Menteri Bintang menyebut pencegahan terutama dari sisi orang tua dan teman sebaya harus dilakukan guna mengurangi angka HIV/AIDS dan memutus stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
Fungsi dan peran Forum Anak yang ada di berbagai daerah khususnya sebagai pelopor dan pelapor diharapkan dapat meningkatkan empati dan kepekaan sesama anak dan menghapus stigma yang ada.
“Bagi anak-anak yang tergabung dalam Forum Anak, Bunda sangat harapkan kalian sebagai pelopor dan pelapor menjadi support sistem yang positif untuk teman-teman kalian khususnya untuk mencegah stigma negatif bagi ODHA.”
“Tidak boleh meninggalkan teman-teman kalian. Sedangkan bagi Ayah bunda para orang tua, pencegahan itu menjadi penting untuk menyelesaikan masalah HIV/AIDS di hulunya. Maka edukasi itu kepada anak sejak dini itu sangat penting serta menjadi role model yang baik untuk anak-anaknya,” jelas Menteri Bintang
Menteri Bintang juga mendorong agar seluruh pihak dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak, karena anak adalah generasi penerus.
“Dengan gerakan kita bersama kita bisa mencegah terjadinya HIV AIDS dan tidak memberikan stigma kepada ODHA apalagi anak-anak ODHA. Apa pun kondisi mereka, anak-anak kita tidak boleh dikucilkan, mereka berhak meraih mimpi-mimpinya demi masa depan yang gemilang.
Di Bandung, Menteri Bintang juga mengunjungi sejumlah anak-anak dengan HIV/AIDS untuk berdialog dan memberikan sejumlah bantuan spesifik perempuan dan anak.
Menteri Bintang juga berkesempatan berdialog dengan perwakilan orang tua/wali anak dengan HIV/AIDS, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung dan Dokter PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Prov. Jawa Barat.
Dalam dialog sejumlah permasalahan disampaikan mulai dari kebutuhan pengasuhan anak yang yatim piatu akibat HIV/AIDS, anak yang mengalami stigma hingga kekerasan, hingga akses dan dukungan terhadap layanan kesehatan dan pendidikan anak dengan HIV/AIDS.
Dalam dialog dengan Menteri Bintang, Wakil Ketua II (Bidang Kesehatan) PKBI Provinsi Jawa Barat, Elvine Gunawan juga menyebutkan bahwa peran dan partisipasi lingkungan sekitar ODHA sangat membantu proses jalannya pengobatan yang dilakukan oleh ODHA. Ketika proses pengobatan tidak terputus maka angka risiko HIV/AIDS dapat ditekan.
“Kesadaran bagi para ODHA untuk konsumsi obat memang perlu motivasi agar tidak berhenti atau terputus. Saat ini ada banyak kader-kader yang merupakan Keluarga peduli AIDS itu mereka mendamping ODHA yang ada di sekitar mereka.”
“Mereka juga mau mengingatkan untuk tetap minum obat. Hal ini juga sangat perlu dilakukan oleh lebih banyak keluarga dan masyarakat apalagi jika ODHA adalah anak-anak,” ujar Elvine.(**)