Pewartasatu.com-Tadi pagi melayat bersama Ibunda. Ibunda dari Yogyakarta. Kebetulan Ibu dan Pak Habibie itu lama bekerja bersama dalam kegiatan beasiswa, di mana anak-anak mendapatkan biaya untuk sekolah dan kuliah. Kita semua berduka atas berpulangnya Pak Habibie.
Almarhum BJ Habibie bukan saja dikenal sebagai pembuka keran demokrasi melalui UU No.40/1999 tentang Pers, tetapi juga merupakan sosok yang memikirkan masa depan bangsa Indonesia. Ribuan anak di Indonesia dapat mengecap dunia pendidikan melalui beasiswa yang dibuat oleh almarhum, termasuk berkuliah di berbagai universitas terkemuka dunia untuk mempelajari ilmu teknologi.
Saya masih ingat pertemuan pertama dengan almarhum BJ Habibie ketika duduk di kelas 3 SMA. Kami berangkat dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk mewawancarai BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menristek di kantornya. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan dan silaturahmi terus bersambung sampai saya mengabdi saat ini di Balai Kota.
Pengalaman kita, semua jutaan rumah tangga di Indonesia, selama bertahun-tahun orang tua mengingatkan anak-anaknya. ‘Nak, belajar yg rajin, biar bisa seperti Pak Habibie.’ Nama Habibie itu disebut di jutaan rumah tangga, ia inspirasi bagi jutaan anak-anak Indonesia.
Indonesia berduka. Kita semua berduka. Kita mendoakan agar Pak Habibie dimuliakan di sisi Allah, ditinggikan derajatnya, diterima semua amal ibadahnya, dan Insya Allah terus menjadi teladan bagi kita. Lewat amal jariyahnya, lewat muridnya yang mengamalkan ilmu, lewat anak-anaknya, InsyaAllah aliran pahala itu akan mengalir tanpa henti.
#ABW