Politik

Jazuli: Menag Kabinet Jokowi Tidak Paham Peta Kebangsaan dan Nadi Keberagamaan

JAKARTA, Pewartasatu.com– Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Dr H Jazuli Juwaini memprotes pernyataan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi yang mengatakan, strategi radikalisme masuk melalui orang berpenampilan menarik atau good looking, bisa bahasa arab, hafiz dan memiliki pemahaman agama yang baik.

Kepada Pewartasatu.com di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (7/9) pagi, Jazuli mengatakan, pernyataan pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju (KIM) itu menyakitkan umat Islam karena stereotype atau tuduhan negatif yang disematkan Fachrul kepada umat Islam yang paham agama bahkan hafiz dan berpenampilan menarik atau good looking.

Dikatakan Jazuli, pernyataan Fachrul bisa menimbulkan syak wasangka dan kegaduhan di masyarakat terhadap ghirah umat yang sedang giat-giatnya belajar agama. Fraksi PKS heran, kenapa Menag kerap kali muncul dengan pernyataan kontroversial yang mendeskriditkan umat Islam utamanya generasi yang punya ghirah belajar agama.

“Jangan terus menurus umat Islam disudutkan dan dituduh radikal apalagi secara secara sembrono menyematkan stereotype kepada para hafiz dan generasi umat yang punya pemahaman agama yang baik. Apalagi yang menyematkan itu Menteri Agama,” ungkap Jazuli.

Fraksi PKS, jelas anggota Komisi I DPR RI membidangi Luar Negeri dan Pertahanan tersebut, kecewa terhadap Menag yang tidak komperhensif dan objektif dalam memahami permasalahan.

Di tengah darurat moral dan akhlak generasi bangsa, ungkap Jazuli. mestinya Menteri Agama mempromosikan agar kita semua kembali pada agama dengan belajar agama yang baik, memakmurkan masjid, menghafal al-quran dan lain-lain. Bukan, menebar ketakutan dengan menuduh orang belajar agama, punya pemahaman agama yang baik, bahkan hafiz sebagai pintu masuk radikalisme.

“Ini menunjukkan Menteri Agama Kabinet Jokowi tidak paham peta masalah kebangsaan dan denyut nadi keberagamaan khususnya umat Islam. Akibatnya salah dalam mengambil kesimpulan sehingga keluar pernyataan yang kontraproduktif dan menyakitkan umat. Dan ini berbahaya karena kebijakan negara bisa salah kaprah,” tegas Jazuli.

Wakil rakyat dari Dapil II Provinsi Banten tersebut meminta Menag dan jajaran Kementerian Agama tidak lagi gegabah membuat pernyataan soal radikalisme dengan stereotype tertentu kepada umat Islam.

Umat Islam tegas melawan radikalisme dan terorisme karena jelas bukan bagian dari ajaran Islam sehingga mengatakan orang paham agama dan hafiz sebagai pintu masuk radikalisme sungguh menyakitkan.

Seperti diberitakan, Fachrul Razi mengungkapkan strategi paham radikal masuk di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN) serta masyarakat pada acara webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’, yang disiarkan di YouTube KemenPAN-RB, Rabu (2/9).

Menurut Fachrul, salah satu strategi kaum radikalisme masuk itu melalui seorang anak good looking atau paras yang menarik. “Cara masuknya gampang. Pertama dikirim seorang anak yang good looking, penguasaan bahasa Arab bagus, hafiz, mulai masuk, ikut-ikut jadi imam, lama-orang orang situ bersimpati, diangkat jadi pengurus masjid. Kemudian mulai masuk temannya dan lain sebagainya, mulai masuk ide-ide yang tadi kita takutkan,” ucap dia. (fandi)

Leave a Comment