JAKARTA, Pewartasatu.com– Tiga tahun terakhir ada terjadi penyerangan fisik seperti penusukan terhadap sejumlah ulama dan muballigh di tanah air. Kasus terbaru, percebaan pembunuhan dan penusukan terhadap Syekh Mohammad Ali Jaber oleh Alfin Andrian (24) warga Jalan Tamin Gang Kemiri, Kelurahan Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Ahad lalu.
Kala itu, ulama kelahiran Makkah, Saudi Arabia mengisi acara pengajian di Masjid Falahuddin, Jalan Tamin, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung. Umat Islam tak hanya di Indonesia kecewa dan prihatin atas kejadian yang menimpa beberapa ulama.
Anggota MPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari Dapil Lampung II, Junaidi Auly mengatakan, peran ulama bukan hanya sebagai guru yang mengajak kepada kebaikan, lebih dari itu peran ulama sangat penting karena menjadi pemersatu bangsa dengan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Itu dikatakan anggota Komisi XI DPR RI ini dalam agenda Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara di Desa Raman Endra, Raman Utara, Lampung Timur. Selasa, (22/9) Ulama mempunyai andil besar dalam merebut kemerdekaan hingga negara ini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, Junaidi berharap, negara hadir dan memberikan perhatian serius dalam perlindungan Ulama atau tokoh agama manapun.
Junaidi mengatakan, agar kejadian serupa tidak terulang, harus ada regulasi yang menjamin perlindungan terhadap tokoh agama. Itu penting karena tokoh agama berhak memperoleh perlindungan dari tindakan kekerasan baik fisik maupun non fisik dan juga persekusi, karena eksistensi mereka sangat strategis dalam memberikan pemahaman tentang kerukunan antar umat beragama.
Selain itu, wakil rakyat kelahiran Tanjung Karang, Lampung Selatan ini menegaskan, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara harus dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai anak bangsa dan harus dilengkapi dengan menghidupkan nilai-nilai agama sehingga tidak muncul lagi aksi kejahatan yang merugikan masyarakat. “Pancasila harus beriringan dengan nilai agama dalam menjalani kehidupan agar radikalisme, terorisme dan kejahatan lainnya tidak lagi berkembang di negeri ini,” demikian Junaidi Auly. (fandy)