Kepala BNPB Dampingi Presiden Tinjau Lokasi Terdampak Kebakaran Pipa Depo Pertamina Plumpang

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (kiri), Menko PMK Muhadjir Effendy (dua kiri), Menteri BUMN Erick Thohir (dua kanan) dan Pj.Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kanan) menyampaikan keterangan pers usai meninjau lokasi dan pengungsian warga terdampak peristiwa kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Kamis, 5/4/23. (foto:Humas)

 

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam peninjauan lokasi yang terdampak atas peristiwa terbakarnya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Minggu (5/3).

Dalam peninjauan itu, Presiden juga mengunjungi tenda pengungsian yang berada di RPTRA Rawa Badak. Kepada warga pengungsi, Kepala Negara menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang telah menewaskan 16 jiwa dan 37 lainnya luka-luka. Pada kesempatan itu Kepala Negara juga berdialog bersama warga terdampak yang dilanjutkan dengan pemberian bantuan permakanan dan uang santunan.

Dalam keterangannya, Presiden mengintruksikan kepada Menteri BUMN Erick Thohir dan Pj.Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar segera mencari solusi segera. Adapun Presiden mengatakan bahwa lokasi permukiman padat penduduk yang terdampak kebakaran depo pertamina ini berada di wilayah yang berbahaya dan seharusnya tidak menjadi tempat tinggal penduduk.

Lebih lanjut, Presiden tetap menekankan agar ada beberapa pilihan solusi yang tepat. Kepala Negara mengatakan bahwa solusi otu bisa dengan memindahkan depo atau merelokasi permukiman yang berada di sekitar depo.

“Saya sudah perintahkan Menteri BUMN dan Pj.Gubernur DKI untuk segera mencari solusinya,” kata Presiden.

“Karena ini memang zona yang bahaya. Tidak bisa lagi ditinggali. Tetapi harus ada solusinya. Bisa saja Depo Plumpangnya digeser atau penduduknya yang digeser direlokasi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Presiden juga menggarisbawahi agar apa yang terjadi di Depo Plumpang ini kemudian menjadi evaluasi bagi wilayah lain. Presiden meminta agar masyarakat lebih bijak dalam menentukan lokasi tempat tinggal. Di samping itu, pemerintah daerah bersama Pertamina harus selalu berkoordinasi, sehingga kejadian kemudian tidak terjadi peristiwa yang serupa.

“Memang zona bahaya, tidak hanya yang seperti di sini tapi di tempat lain juga harus dievaluasi karena menyangkut nyawa,” tegas Presiden.

Berdasarkan data yang dihimpun sementara, sebanyak 297 warga masih bertahan di dua titik. Sementara itu korban meninggal dunia dipastikan ada sebanyak 16 orang dan yang mengalami luka-luka 37 orang. Adapun seluruh korban luka saat ini sudah mendapat perawatan intensif di sejumlah rumah sakit yang meliputi RSCM 1 orang, RSPP 25 orang, RS Pelabuhan 2 orang, RS Tugu 1 orang, RS Koja 2 orang, RS Yarsi 2 orang, RS Firdaus 1 orang, RS Pertamina Jaya 1 orang dan RS Pekerja 2 orang.

Guna meringankan beban penderitaan warga terdampak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memberikan dukungan berupa tenda 6×12 meter sebanyak 2 unit dan tenda keluarga 4×6 meter sebanyak 25 unit. Selain itu BNPB juga memberikan dukungan lainnya berupa 1.000 paket sembako, 1.500 lembar selimut dan 1.500 buah matras. Di samping itu, BNPB juga terus berkoordinasi dengan BPBD DKI Jakarta, PMI, TNI, Polri dan lintas instansi terkait untuk memberikan dukungan darurat dan pemulihan.

“Kami terus pantau dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Kami juga sejak kemarin telah memberikan dukungan berupa paket sembako, ada selimut, matras dan lainnya,” kata Kepala BNPB.

 

Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB

#BudayaSadarBencana
#BersatuLawanCOVID19
#DariIndonesiaDuniaPulihBersama

Maulina Lestari: