Ketergantungan Kafein yang Perlu Diwaspadai

JAKARTA, Pewartasatu.com – Kafein sudah dipercaya sejak lama sebagai solusi terbaik menghilangkan kantuk dan untuk memberikan energi lebih banyak.

Sayangnya, konsumsi kafein yang melebihi batas wajar bisa membuat Anda menjadi ketergantungan sehingga tidak bisa menjalani hari tanpa adanya asupan kafein dalam jumlah tertentu.

Ketergantungan kafein memang tidak memiliki bahaya yang besar seperti ketergantungan narkoba dan bisa hilang dalam beberapa hari.

Meskipun begitu, efek yang terjadi ketika asupan kafein tidak terpenuhi ternyata cukup membuat tidak nyaman

Minum kopi panas atau dingin adalah perihal selera, tapi apa saja manfaat kesehatan di balik kopi panas dan kopi dingin?

Berikut adalah tanda-tanda ketergantungan kafein yang perlu Anda waspadai.

1. Sakit kepala

Menurut penelitian dalam jurnal Human Brain Mapping pada tahun 2009, kafein bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah sehingga aliran darah ke otak melambat.

Dari penelitian ini ditemukan bahwa 250 mg kafein bisa mengurangi aliran darah ke otak sebesar 27 persen.

Dengan kata lain, menghentikan asupan kafein bisa membuat pembuluh darah melebar sehingga aliran darah ke otak juga semakin meningkat.

Healthline menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi ini bisa mengakibatkan sakit kepala karena otak mencoba beradaptasi kembali.

Ketika Anda tidak mengonsumsi kafein atau mengurangi jumlahnya, sakit kepala akan muncul, namun akan hilang dalam beberapa hari ketika otak sudah mampu beradaptasi.

2. Kelelahan

Konsumsi kafein akan memberikan efek positif terhadap peningkatan energi dan penurunan rasa lelah.

Efek yang diberikan oleh kafein ini sudah dibuktikan melalui penelitian di dalam Psychopharmacology Journal di tahun 2005.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Universitas Bristol ini menunjukkan bahwa kafein menghentikan kinerja reseptor adenosine, neurotransmiter yang membuat tubuh terasa lelah.

Dengan kata lain, kurangnya asupan kafein bisa membuat tubuh terasa lelah dan sangat mengantuk.

Bahkan menurut penelitian di dalam Jurnal Drug and Alcohol Dependence pada tahun 2012, orang-orang yang terbiasa mengonsumsi kafein dan menghentikan asupan kafein tersebut selama 16 jam saja mengalami peningkatan rasa lelah.

Healthline juga menyebutkan bahwa efek kafein untuk memberikan energi dan menghilangkan rasa kantuk hanya bertahan selama 4 hingga 6 jam saja sehingga seseorang cenderung mengonsumsi kafein lebih banyak dalam sehari.

Jika hal ini terjadi, maka konsumsi kafein akan cenderung tinggi dan mengakibatkan rasa ketergantungan yang lebih

3. Cemas

Melansir Healthline, ketergantungan kafein juga bisa dilihat dari rasa cemas yang timbul ketika asupan kafein tidak terpenuhi.

Hal ini terjadi ketika tubuh sudah sangat mengandalkan asupan kafein secara mental dan fisik sehingga rasa cemas akan meningkat jika tidak mengonsumsi kafein. 

4. Sulit berkonsentrasi

Hasil penelitian di dalam Jurnal Translational Psychiatry di tahun 2015 menunjukkan bahwa kafein berfungsi untuk meningkatkan aktivitas dopamin, norepinefrin, serta adrenaline.

Healthline menjelaskan bahwa kombinasi ketiganya membuat aktivitas jantung dan tekanan darah meningkat sehingga level konsentrasi serta kewaspadaan juga meningkat.

Jika konsumsi kafein dibatasi, maka akan membuat tubuh sulit untuk berkonsentrasi karena sudah terbiasa dengan rangsangan yang diberikan oleh kafein.

5. Merasa murung

Menurut penelitian dari Journal of Psychopharmacology di tahun 2005, konsumsi kafein berhasil meningkatkan suasana hati dengan lebih baik jika dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi kafein.

Tidak hanya itu saja, Healthline juga menambahkan bahwa ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi kafein bisa menghindarkan dari rasa depresi.

Oleh karena itu, rasa murung akan langsung terasa ketika konsumsi kafein tidak tercukupi atau dihentikan secara tiba-tiba.

Vonny Lumowa: