Murad Ismail, mantan Ketua DPC PDI Perjuangan sekaligus Gubernur Maluku.//Foto: detik
JAKARTA. Pewartasatu.com – Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat mengungkap fakta di balik pemberhentian dan pemecatan Ketua DPD sekaligus Gubernur Maluku Murad Ismail sebagai kader.
Murad dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPD PDIP Maluku usai sempat dimintai klarifikasi soal kepindahan istrinya ke PAN. Selain itu, Djarot juga menegaskan kini Murad juga bukan lagi kader PDIP.
“Otomatis dong [bukan kader]. Karena istrinya sudah, supaya kompak lah sama istri,” kata Djarot di kantor KPU Pusat, Kamis (11/5).
Dia bercerita sempat mendapat surat penugasan dari partai untuk memanggil Murad usai istri Gubernur Maluku itu dikabarkan keluar dan gabung PAN demi maju di Pileg 2024.
Kala itu ia ditemani, Ketua Bidang Kehormatan Komaruddin Watubun dan Wasekjen Utut Adianto.
Bertempat di Kantor DPP, Murad hadir memenuhi panggilan. Namun, di tengah proses permintaan klarifikasi, Murad emosional. Menurut Djarot, Murad menolak penjelasan DPP soal suami istri berbeda partai.
“Beliau marah-marah sambil memukul-mukul meja, beliau tidak mau menerima penjelasan dari DPP partai, saya dan Pak Komarudin, malah beliau marah-marah,” katanya.
Belum sampai akhir agenda klarifikasi, Murad meninggalkan ruang pertemuan. Djarot pun mengaku langsung melaporkan itu kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya, partai langsung mencopot Murad dari jabatan partai selaku Ketua DPD PDIP dan menunjuk Benhur Watubun sebagai pengganti dan Mercy Barend sebagai sekretaris.
“Ini menunjukkan bahwa kader partai dilarang untuk arogan, dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji. Kalau melakukan itu pada kita seperti itu, bagaimana dia akan melakukan hal jauh yang lebih hebat kepada rakyatnya,” katanya.**
Sumber: CNN Indonesia