Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri (Foto: Ist)
JAKARTA,Pewartasatu.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri mengajak para pemuda dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) antikorupsi agar mewujudkan Indonesia bebas dari praktik korupsi.
Hal itu disampaikan Firli dalam webinar Launching Kelas Pemuda & LSM Antikorupsi bertema “Mewujdukan Peran Serta Pemuda dan LSM Antikorupsi dalam Pemberantasan Korupsi.”
“Mari berkarya untuk bangsa, mengabdi untuk negeri, bersama-sama kita wujudkan Indonesia bebas dari praktik-praktik korupsi,” ujar Firli dalam sambutannya, Senin (18/7).
Firli mengatakan bahwa LSM antikorupsi dan khususnya para pemuda memiliki peran cukup strategis dalam membangun bangsa.
“Untuk itu, saya harapkan kepada pemuda agar dapat memberikan upaya-upaya untuk perubahan yang lebih baik. Masa depan bangsa sangat ditentukan oleh peran para pemuda sekarang,” ucapnya.
Ia lebih lanjut menjelaskan, pemuda Indonesia saat ini setidaknya menghadapi empat persoalan krusial yang jadi ancaman.
Pertama, karena posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, maka sangat rentan terjadi bencana.
“Kedua, ancaman perkembangan teknologi informasi. Ini terutama berkaitan dengan sisi negatif teknologi informasi seperti terjadinya penyebaran ajaran radikalisme dan terorisme,” katanya.
Berikutnya adalah ancaman peredaran narkoba yang perlu diselesaikan. Kemudian terakhir yakni persoalan tindak pidana korupsi.
Khusus ancaman yang terakhir menurutnya, tidak cukup hanya dilakukan oleh lembaga KPK.
“Karena pemberantasan korupsi tidak bisa dilakoni oleh KPK sendiri. Dalam misi KPK dirumuskan bahwa bersama masyarakat menurunkan angka korupsi untuk mewujudkan Indonesia maju,” tuturnya.
Kaitannya dengan tugas pemberantasan korupsi ini, ia berharap pemuda dapat ambil bagian di dalamnya.
“Tidak boleh ada pemuda berpangku tangan. Harus bisa mengambil peran untuk mengisi cita-cita nasional, salah satunya mencegah praktik praktik korupsi,” imbuhnya.
Terakhir ia meminta kepada pemuda dan LSM antikorupsi agar jangan hanya sebatas menjadi saksi sejarah.
“Saran saya anda jangan hanya menjadi saksi sejarah, tapi ikut ambil bagian menjadi pelaku sejarah untuk menata masa depan Indonesia lebih baik,” pungkasnya.(**)