Illustrasi Penganiayaan sampai tewas.//Foto JPNN
BANDA ACEH. Pewartasatu.com — Imam Masykur (25), pemuda asal Bireuen, Aceh, sempat menelepon ibunya, Fauziah, sebelum tewas karena diduga disiksa oleh tiga anggota TNI.
Fauziah mengatakan anaknya diculik dan disiksa sebelum ditemukan meninggal dunia.
Pelaku disebut meminta Rp50 juta sebagai uang tebusan ke keluarga korban. Jika uang itu tidak diberikan, Imam bakal dibunuh.
“Dia (IM) nelpon dan bilang ‘Mak kirim uang saya sudah dirampok, kirim Rp50 juta, saya sudah tidak kuat lagi disiksa’. Tapi saat itu saya bilang akan saya usahakan cari,” kata Fauziah, Senin (28/8).
Bahkan pelaku juga mengirimkan video penyiksaan Imam kepada keluarga korban agar keluarga segera menyiapkan uang yang diminta.
“Video dia (Imam) disiksa itu dikirim ke kami. Saat itu saya coba telepon, tapi yang angkat pelaku. Saya bilang saya usahakan cari tapi anak saya jangan disiksa. Kami orang tidak berada, jangankan Rp50 juta, Rp1000 saja di dompet saya tidak punya,” ungkapnya.
“Kami minta saat itu agar pelaku bersabar. Kami keluarga upayakan cari uang itu, tapi malah kami didengarkan jeritan penyiksaan anak saya, video juga dikirim,” ucap Fauziah.
Namun usai telepon terakhir tersebut, keluarga sudah tidak bisa menghubungi ke nomor kontak korban. Begitupun rekan-rekan korban kesulitan untuk melacak IM.
Kasus itu juga sempat dilaporkan oleh rekan korban ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus 2023 hingga akhirnya IM ditemukan meninggal dunia.
Dalam kasus itu Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan anggota yang terlibat dugaan penganiayaan terhadap Imam Masykur (25) hingga tewas, untuk dihukum berat.
Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus tersebut.
“Panglima TNI prihatin dan akan mengawal kasus ini agar pelaku dihukum berat, maksimal hukuman mati, minimal hukuman seumur hidup,” kata Julius saat dihubungi, Senin (28/8).
Di sisi lain, Julius memastikan anggota yang terlibat dalam kasus itu akan dipecat dari TNI.**
Sumber: CNN