Festival Batara Endah Sora di Museum Multatuli Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten yang menampilkan kolaborasi lima alat musik petik tradisional, Sabtu (22/10/2022).(KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN)
JAKARTA, Pewartasatu.com – Musik etnik Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai kekayaan budaya Indonesia. Selain jumlahnya yang sangat banyak, budaya tradisi ini telah mengharumkan nama Indonesia ke pentas dunia.
Kabarnya, alat musik etnik Nusantara berkolaborasi di Multatuli Rangkasbitung oleh Komunitas Aing.
Pertunjukan musik di antara rangkaian Festival Batara Endah Sora Instrumen dari Sorga, pada Sabtu (22/10/2022).
Dengan mengalunkan lagu “Gundul-gundul Pacul”. Alunan tersebut bersumber dari lima alat musik petik tradisional yang berbeda-beda.
Yakni ada kacapi buhun dari Baduy Banten, sasando dari Nusa Tenggara Timur, sape dari Kalimantan Barat, kulcapi dari Sumatera Utara, dan siter dari Yogyakarta.
Selain lagu “Gundul-gundul Pacul”, sejumlah lagu mulai dari tradisional, pop, dangdut, hingga barat juga dipertunjukkan.
“Ini merupakan rangkaian dari pelatihan yang digelar selama dua bulan, peserta belajar kacapi buhun dan diakhir latihan saya inisiatif undang lima pemusik petik tradisional dari seluruh Indonesia untuk berkolaborasi dalam satu panggung,” kata Niduparas Erlang, ketua Komunitas Aing kepada Wartawan, Sabtu (22/10/2022).
Selain kacapi buhun, alat musik petik tradisional lainnya yang dikolaborasikan erat kaitannya dengan kehidupan dan kematian.
Misalnya alat musik sape dari Kalimantan yang biasanya dipakai oleh Suku Dayak untuk mengiringi tradisi penting mulai dari pernikahan hingga kematian.
Kolaborasi lima alat musik petik tradisional ini bisa dibilang suatu hal yang langka. Bahkan, menurut Niduparas Erlang, pertama kali dilakukan di Indonesia, seperti dikutip Pewartasatu.com dari Kompas.com pada Selasa (25/10/2022). ***