Pewartasatu.com – Cimahi – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Keluarga Minang (DPD-IKM) menggelar kotak amal di setiap Rumah Makan Padang dan warung makanan minuman usaha ” Urang Awak” yang bertebar di kota Cimahi Jawa Barat.
Kotak Amal yang diambil sekali sebulan, hasilnya digunakan untuk kepentingan sosial anggota dan untuk perantau Minang yang dapat musibah, kata ketua IKM H Armet, SE, di Pondok Resto ARMET Jalan Raya Awal Madrasah No 799 kota Cimahi, baru baru ini.
Sekitar 2000 perantau minang bermukim di kota yang berumur 19 tahun itu, mengangkat dan memberi gelar walikota Ir Ajay Priatna, MM, dengan gelar “Mak Adang” dan mantan Ketua DPRD Ahmad Gunawan, SH, MH, dengan gelar “Mak Etek”
Kedua panggilan itu, kata perantau Minang di Cimahi, maninggikan Kang Ajay Priatna Sarantiang, dan Mandahulukan Om Ahmad Gunawan Salangkah” artinya warga pergi merantau, tingga kampuang tingga nagari, tingga Abak tingga Amak ”
Maka di rantau dicari pulo Abak, dicari pulo Amak. Diangkeklah Walikota sebagai Abak dengan panggilan Mak Adang dan dicari pulo Amak diangkek pulo mantan ketua DPRD ,- nya sebagai Mak Etek.
Kedua gelar itu diterima dengan senang hati oleh Walikota dan mantan ketua DPRD kota Cimahi, Jawa Barat, ungkap H.Armet, SE, mantan anggota DPRD setempat 2 periode dan warga lebih kental memanggil ” Pak Haji”
Warung Lontong Padang Sederhana Uni Mei yang terletak di pusat kota Cimahi sangat laris dan tempat Ngopi dan berkumpul uda uda yang akan bertugas di warung itu.
KOMPAK.
Selama dipimpin oleh H Armet, SE nampaknya perantau Minang yang tergabung dalam perkumpulan IKM Cimahi kompak sesuai pameo, ” Barek Samo dipikua, Ringan Samo, dijinjiang,” dalam berbagai kegiatan bisnis dan sosial.
” Setiap lebaran Idul Fitrii diseleng garakan, ” Baralek Gadang” sehingga kota Cimahi ramai sepanjang jalan utama dengan menggelar budaya Minang dengan menampilkan budaya dan kesenian dari.masing masing negeri asal perantau, seperti adanya ” IringanTabuik ” dari Pariaman.
Akan tetapi tahun ini acara ” Baralek Gadang “ditiadakan karena adanya pandemi Covid -19, ujar Irawa perantau dari Bukittinggi dengan wajah muram.
Kekompakkan perantau minang di Cimahi sangat solid jika dibanding kan dengan perkumpulan IKM lainnya yang terdapat di berbagai kota perantauan di tanah air.
IKM Cimahi yang baru berumur 2 tahun, kini sudah memiliki aset, 2 kenderaan operasi, lahan seluas 4000 meter, rencana akan dibangun gedung serbaguna IKM Cimahi.
” Hal yang menarik IKM seringkali membantu warga yang dapat musibah, bukan warga minang saja, yang dibantu, tetapi juga warga lainnya, ” kata Maman mantan purna bakti dari BIN di Jakarta.
Selama ini perantau minang di Cimahi sulit untuk memperoleh tempat pemakaman. Alhamdulillah kini sudah terwujud lahan pemakaman yang dibeli dari hasil kekompakan iyuran dan arisan warga melalui perkumpulan IKM.
” Pemakaman warga, yang diidamkan perantau Minang di Cimahi, kini sudah ada, disebut TAMAN SORGA” kata Irwan asal dari Pariaman sungguh.
Kenderaan IKM Cimahi digunakan untuk kepentingan warga, baik dalam berdagang maupun untuk sosial. terutama untuk mensuplai beras, air minuman dan daging ke berbagai Rumah Makan Padang yang berjumlah 150 tempat.
Tahun pertama target mensuplai bahan makanan untuk 100 warung, tahun kedua 200 hingga 500 tempat, bukan di kota Cimahi saja, tetapi Rumah Makan Padang se Bandung Raya, demikian program IKM Cimahi.