JAKARTA, Pewartasatu.com — Kenapa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak pernah menindaklanjuti informasi yang pernah disampaikan oleh Nazaruddin, Anas Urbaningrum dan Angelina Sondakh tentang keterlibatan Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas atau yang biasa dipanggil Ibas?
Sepertinya KPK tidak memiliki nyali mendalami informasi yang dimiliki oleh ketiga nara sumber tersebut mengenai keterlibatan Ibas dalam kasus yang menjerat mereka, seperti kasus korupsi Proyek Wisma Atlet Hambalang.
Direktur Rumah Politik Indonensia, Fernando EmAS dalam siaran persnya menyebutkan mungkin saja para penegak hukum di lembaga anti rasuah itu takut di “Antasari-kan”.
Akibatnya tidak berani menindaklanjuti dan mendalami informasi dan buktiĀ kemungkinan keterlibatan Ibas dalam kasus korupsi yang menjerat Anas, Nazaruddin dan Angelina Sondakh.
“Kalau saya sebagai Komisioner KPK, mungkin saja Ibas sudah menjadi tersangka kalau terbukti turut terlibat dalam korupsi Anas, Nazaruddin dan Angelina Sondakh, ” tegas Fernando.
KPK sebagai lembaga anti rasuah harus dipimpin oleh orang yang memiliki keberanian seperti Antasari dalam melakukan pemberantasan dan menangani kasus korupsi.
Saya berharap ke depan pimpinan KPK harus memiliki keberanian dalam menangani kasus korupsi walaupun melibatkan orang disekeliling penguasa. (**)