Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP). (Foto : Ist)
JAKARTA, Pewartasatu.com — Akhirnya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan (LBP) menjelaskan secara transparan, mengapa dan apa sebabnya SoftBank Group mundur dari IKN.
Sebagaimana diketahui bahwa konglomerasi perusahaan asal Jepang itu batal berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur.
Menurut Luhut sebagaimana diansir CNN Indonesia, ada empat alasan mengapa SoftBank Group enggan berinvestasi untuk pembangunan ibu kota baru Indonesia tersebut.
Pertama, Bos SoftBank Tak Lagi Jadi menjadi Dewan Pengarah IKN.
Luhut memastikan bahwa Pendiri sekaligus CEO Softbank, Masayoshi Son tidak akan lagi menduduki posisi sebagai Dewan Pengarah Pembangunan IKN.
Pemerintah akan mencari pengganti Masayoshi Son. Saat ini Dewan Pengarah lainnya masih tetap sama yakni Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) dan eks Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Kedua, saham Softbank Drop.
Saham SoftBank di bursa saham Jepang anjlok dalam 6 bulan terakhir. Sahamnya ambles minus 34,81 persen dari 6.542 pada September lalu, kini tersisa 4.265 per lembar saham.
Ketiga, SoftBank Ditinggal Investor Timur Tengah.
SoftBank memiliki penempatan pendanaan yang salah satu sumbernya berasal dari negara Timur Tengah yakni SoftBank Vision Fund.
Pendanaan tersebut pertama kali dibentuk pada 2017 dan didukung pendanaannya oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Namun kini, kedua negara tersebut meninggalkan pendanaan SoftBank Vision Fund.
“Nah sekarang dana dari yang tadinya ke SoftBank itu dana vision keduanya itu enggak jalan, US$100 miliar itu, ya itu yang kita coba ambil sekarang dari MBS, dari Saudi dan dari Abu Dhabi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan saat ini Indonesia tengah melobi Arab Saudi untuk berinvestasi langsung di Indonesia, tanpa melalui SoftBank.
Keempat, RI sedang mendekatkan diri ke Arab Saudi dan UEA.
Luhut mengatakan pihaknya sudah melobi Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (MBS) bin Abdulaziz al-Saud dan masih dalam tahap pembahasan.
Indonesia juga akan melakukan hal serupa ke UEA.
UEA akan masuk ke proyek IKN melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) dengan angka US$20 miliar atau setara Rp286 triliun (kurs Rp14.305 per dolar AS).
Luhut juga menginfokan bahwa, putra mahkota Saudi Arabia, Muhammad bin Salman (MBS), juga minta untuk dia masuk ke pembangunan IKN.
“Nah, kalau dari beliau, angkanya berapa sedang kita godok, karena kami sedang terus adakan pertemuan secara virtual dengan timnya MBS,” pungkasnya. (jimas)