Aktual Ekonomi Featured

Libur Nataru 2024, Tidak Cukup Kuat Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Foto: Anis Byarwati

 

 

 

 

JAKARTA, Pewartasatu.com – Anggota DPR RI Anis Byarwati menyambut baik Libur Nataru berharap bisa memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian nasional. “Sebagaimana libur hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, libur yang cukup panjang juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur, pulang kampung, atau berbelanja, kita berharap memiliki _multiplier effect_ bagi perekonomian nasional. Kalau kita hitung secara sederhana perputaran uang selama Nataru, Kemenhub memprediksi jumlah Pemudik Nataru sekitar 110,67 juta orang atau sekitar 27,66 Juta Keluarga,” katanya di Jakarta (28/12/24).

Anis menyebut jika rata-rata setiap rumah tangga menghabiskan 3 juta saja, maka uang yang beredar sekitar 82,98 triliun. Angka tersebut bisa jauh lebih besar jika uang yang dibawa 3-5 juta. “Hal ini, terkonfirmasi dari Bank Indonesia yang telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 133,7 triliun, selama liburan Nataru 2024/2025, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penarikan dan penukaran uang tunai dalam berbagai pecahan mata uang rupiah,” ujarnya.

Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan ini memprediksi dari perhitungan tersebut berkisar antara Rp90-100 Triliun. Bank Indonesia menyiapkan penarikan dan penukaran uang tunai sekitar Rp133,7 triliun. “Walaupun Libur Nataru 2024 ini cukup panjang, tapi kondisi ekonomi masih belum pulih sepenuhnya. Daya beli masyarakat belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Kita bisa melihat indikator deflasi yang terjadi selama lima bulan terakhir, semenjak bulan Mei 2024. Selain itu, turunnya masyarakat kelas menengah akibat semakin beratnya beban hidup yang membuat mereka membatasi konsumsi dan spending untuk liburan,” ungkapnya.

Anis melihat dalam liburan Nataru 2024 bisa menghasilkan perputaran uang sekitar Rp.100 triliun saja sudah sangat baik. Multiplier effect yang ditimbulkannya sudah sangat signifikan terutama untuk UMKM yang bergerak pada sektor transportasi, industri makanan dan minuman, pariwisata dan lainnya.

Politisi PKS ini berharap, Liburan Nataru 2024 ini bisa mendongkrak industri pariwisata nasional. Terutama dalam mencapai target kunjungan Wisman ke Indonesia sebesar 14,3 juta kunjungan di tahun 2024. “Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisman secara kumulatif atau Januari-Oktober 2024 mencapai 11,57 juta kunjungan. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 20,45% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kita masih defisit sebesar 2,73 juta Wisman untuk berkunjung ke Indonesia selama libur Nataru.

Angka sebesar tersebut tentunya tidak mudah untuk dicapai hingga Desember 2024. Apalagi liburan Nataru 2024 ini, diprediksi didominasi oleh Wisatawan Lokal. Tentunya kita berharap, Pemerintah bisa mempersiapkan dengan baik, potensi Wisman yang datang selama libur Nataru 2024,” ujarnya.

Namun disisi lain, Anis optimis Liburan panjang tahun ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2024 dan kuartal I-2025.

“Tetapi pertanyaannya, seberapa besar pengaruh Libur Nataru 2024 bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kuartal IV 2024 dan Kuartal I 2025. Faktor perputaran uang selama liburan sangat strategis meningkatkan konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pertumbuhan beberapa sektor ekonomi yang selama ini mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti industri pengolahan, transportasi, komunikasi, pariwisata,” ujar Anis.

“Saya menilai kontribusi Libur Nataru 2024/2025 bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2024 di atas 5%. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 bisa bertahan di angka 5%, mengingat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya mencapai 4,95%. Begitupula Kuartal I-2025 bisa mencapai angka 5%,” paparnya.

Sementara itu, terkait outlook perekonomian 2025, Anggota Fraksi PKS ini menyebut optimis walaupun situasi dan kondisi yang tidak mudah pada tahun depan. Pemerintah masih memasuki masa transisi dari Pemerintahan sebelumnya. APBN 2025 walaupun dijalankan oleh Pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo dan diawasi oleh DPR periode 2024-2029, tetapi disusun dan disahkan oleh DPR dan Pemerintahan sebelumnya. Pemerintah masih akan menyesuaikan dengan program yang sudah disusun sebelumnya dan mencoba menyesuaikan dengan program baru. “Semoga proses transisi ini bisa segera tuntas, sehingga Pemerintah baru bisa bekerja secara optimal pada tahun 2025. Kita melihat program 100 hari (Quick Win) yang sudah disusun dalam APBN 2025 bisa dioptimalkan untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat bawah dan kelas menengah yang semakin tergerus,” ungkapnya.

Anggota Komisi XI DPR RI ini mengingatkan bahwa UU Nomor 62 Tahun 2024 tentang APBN Tahun 2025 mengamanahkan target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2%. “Jadi ini harus menjadi target kita bersama, semua sektor harus menunjukkan extra effort untuk mencapai target 5,2%,” katanya.

“Kita masih punya PR untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun 2025. Kalau hanya sekedar 5% insya Allah bisa, karena konsumsi kita sangat besar. Tetapi Angka ICOR kita masih tinggi sekitar 6,5. Pemrintah perlu menurunkan ke angka 4-5, sehingga target diatas 5,0% bisa dicapai,” tutup Anis.(***)

Leave a Comment