Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Lenny N Rosalin. (Foto: Humas KemenPPPA)
JAKARTA, Pewartasatu.com – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan penggerak strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Faktanya, 99,9% usaha di Indonesia merupakan UMKM dan lebih dari 50% UMKM dimiliki dan dikelola oleh perempuan.
Pemerintah memandang besarnya potensi dan partisipasi perempuan dalam pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi merupakan hal yang sangat esensial.
Sebagai kelompok yang mengisi hampir setengah dari total populasi Indonesia, peran perempuan dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi sangatlah diperlukan.
“Memberdayakan perempuan artinya menyejahterakan bangsa,” ujar Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Lenny N Rosalin, dalam kegiatan Kongres Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia ( PERWIRA ) dengan tema “Bersama Perwira Kita Bangkitkan Jiwa Berwirausaha di Masa Pandemi, Senin (21/3).
Pandemi Covid-19 diakui Lenny telah membawa hambatan besar bagi keberlangsungan kewirausahaan perempuan. Sebanyak 56% dari 64 juta unit usaha yang dikelola oleh perempuan terpaksa menutup usahanya karena kekurangan modal selama pandemi.
Meski demikian, Lenny menuturkan pemulihan ekonomi nasional dapat diupayakan, dan salah satunya dengan meningkatkan kemampuan kewirausahaan perempuan.
Pembukaan usaha baru dan perluasan usaha akan mendorong tersedianya lapangan kerja dan menyerap angkatan kerja.
Tentunya untuk menciptakan peluang wirausaha yang berkelanjutan, perempuan tidak hanya memiliki keterampilan berbisnis, akses terhadap permodalan, maupun literasi keuangan saja.
“perempuan juga harus memiliki literasi digital yang mumpuni apalagi dimasa pandemi, pasca pandemi dan menuju peradaban 4.0 ini dan tentunya kondisi perempuan juga harus dalam keadaan sehat jasmani dan mental,” jelas Lenny.
Penggunaan platform digital menurut Lenny, telah memainkan peran kunci dalam mendukung UMKM untuk mengatasi pandemi dan penurunan ekonomi.
“Sebanyak 54% perempuan pemilik UMKM menggunakan internet dan memasuki pasar online selama Covid-19, hal ini berdampak baik bagi usahanya. Oleh karena itu, penggunaan solusi digital yang lebih luas baik platform digital maupun alat digital dapat membantu UMKM milik perempuan dalam mengatasi penurunan pendapatan,” tambah Lenny.
Dengan tantangan ke depan yang semakin berat, pemerintah tentunya tidak dapat bekerja sendirian.
Lenny menegaskan sinergi antara pemerintah pusat hingga desa, lembaga masyarakat dan organisasi perempuan, akademisi dan profesional, dunia usaha, media hingga masyarakat luas menjadi kunci dalam pemberdayaan perempuan dan menciptakan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan termasuk bidang ekonomi.
Oleh karena seluruh pihak untuk bersama-sama bergandengan tangan, menyatukan kekuatan dan menatap satu tujuan bersama yaitu dunia yang setara di masa kini dan masa depan.
.”Bersama-sama kita ciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi perempuan untuk mengembangkan dirinya, mempelajari sebanyak-banyaknya ilmu, dan membuka berbagai kesempatan baru,” pungkas Lenny.(Maulina)