Lomba Mural Kritik Polri Dapat Acungan Jempol Pengamat

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuka acara puncak lomba mural kritik Polri, di Jakarta,Sabtu (foto: Humas)

Pewarta Satu – Mendapat acungan jempol dari pengamat, acara puncak lomba mural bertajuk Bhayangkara Mural Festival 2021 dibuka Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Sabtu (30/10). Sigit menngungkapkan, lomba mural ini merupakan bukti bahwa Polri dan pemerintah tidak antikritik serta menghormati kebebasan berekespresi.

Acara puncak lomba mural bertema ‘Peran Generasi Muda untuk Berkreasi dalam Menyampaikan Informasi yang Positif di Masa Pandemi COVID-19‘ ini digelar di Lapangan Bhayangkara, Jakarta. Diselenggarakan di saat saat sedang maraknya sorotan terhadap Polri karena rentetan berbagai kasus yang menimpa maupun yang dilakukan sementara anggotanya.

Sebelumnya, pengamat yang juga pakar hukum tata negara, Refly Harun, menilai lomba mural ini adalah hal yang bagus dan positif. Kesediaan untuk menerima kritik memang harus dimulai dari atasan terlebih dahulu,’’ katanya melalui kanal Refly Harun di Youtube.

“Kalau atasan bersikap welcome, terbuka terhadap kritik yang ada, biasanya bawahan jauh lebih mudah untuk mengikutinya. Dalam masalah ini, sepertinya Kapolri mau membuka diri, itu penting agar jangan sampai polisi ini makin lama makin anti kritik,” ujar Refly yang juga dikenal sebagai seorang advokat.

Kapolri dalam sambutannya mengemukakan, pihaknya sebagai institusi Polri memegang teguh aturan-aturan yang ada, arahan dari Presiden, terkait dengan kebebasan berekspresi. “Sehingga tentunya hari ini adalah bukti kami menghormati kebebasan berekspresi.’’

Kapolri juga menambahkan hak kebebasan berekspresi masyarakat telah dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 serta Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

“Tentunya ini berbeda dibandingkan di era Orde sebelumnya di mana pada saat Reformasi maka kebebasan itu kemudian dibuka, masyarakat bebas untuk menyampaikan aspirasinya, ekspresinya, dalam segala bentuk dan itu tentunya kita hormati,” tambah Kapolri.

Menurutmya karya yang memberi persepsi positif akan menjadi motivasi bagi Polri, sedangkan karya yang memberi persepsi negatif akan menjadi alat Polri untuk berintrospeksi agar menjadi lebih baik.

“Nanti yang gambarnya bagus, khususnya yang tentang Polri, kalau itu gambarnya paling pedas itu juga akan kami terima, dan saya jamin yang berani gambar seperti itu akan jadi sahabatnya Kapolri, jadi temannya Kapolri,” tutupnya.

Total peserta lomba, menurut rilis Divisi Humas Polri, berjumlah 804 orang. Namun, setelah melalui seleksi berjenjang, terdapat 80 peserta yang mengikuti acara puncak di Jakarta. (ram)

 

Brilliansyah: