Aktual Featured Opini Politik

Mendemo Pagar DPR, Saatnya Politik Terbarukan…”

Ilustrasi; Foto Ist.

 

 

Oleh ; Faizal Assegaf (kritikus)

 

Kemajuan teknologi bergerak cepat dan sangat revolusioner. Tapi pemikiran dan perilaku politik makin tidak bertenaga. Partai tersandera, aspirasi rakyat tersumbat.

Pemilu 2024 dan lebih khusus Pilpres 2024 menjadi puncak dari bangkrutnya demokrasi. Aneka kejahatan tersaji dalam berbagai kecurangan dan kejahatan bernegara.

Butuh waktu untuk sadarkan mereka yang terlalu jauh hanyut dalam kebodohan. Teknologi menyediakan ruang konsolidasi yang efektif. Potensi itu ada dan tersedia. Tapi, tampaknya mereka lebih memilih cara usang dan konservatif.

Padahal, mereka lupa, Baginda Rasul SAW telah memberi penegasan pada kaum muslim, bahwa perang paling terbesar adalah perang melawan hawa nafsu: Jihaadin nafsi. Syahwat politik adalah sumber perusak hati dan akal.

Sejak rezim Soeharto tumbang, para elite reformasi terjebak berebut kekuasaan. Lahirlah konsensus multi partai, lucunya tak satupun partai pro gerakan reformasi menang. Arah dan tujuan agenda reformasi dibajak.

Golkar, PDI-P dan Demokrat yang menjadi bagian dari jejak hitam orde lama dan Orde Baru, saling berganti sebagai pemenang. Bersinergi sebagai aktor kejahatan pembuat sistem dan UU Pemilu super curang.

Ketiga partai tersebut menikmati seluruh ruang demokrasi busuk dan kehancuran bernegara. Gonta-ganti para penguasa di struktur eksekutif, legislatif bahkan mengendalikan ruang hitam yudikatif.

Semua aturan dan UU yang mengatur hajat politik dikontrol ketat dan dilindungi demi kepentingan pragmatis. Watak jahat terselubung di balik Orba dan Orla saling melengkapi. Rakyat menjadi objek eksploitasi tanpa kesudahan.

Realitas itu harus dihentikan. Tapi dari mana harus mulai dan bagaimana melakukannya? Banyak cara dan rumus jitu tersedia. Ponsel yang ada di tangan anda sangat canggih. Tentu politik juga harus terbarukan.

Jangan biarkan rakyat terus-menerus dihinakan dengan mendemo pagar DPR dan pagar Istana. Sementara para Ketum Partai cuek dan asyik menikmati lezatnya kue pembangunan.

Jelas sangat culas dan brengsek…!(**”)

Leave a Comment