Menhan Prabowo ketika meninjau progress project modernisasi pesawat C130H milik TNI AU. (foto : Ist)
Jakarta, Pewartasatu.com — PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto di Hanggar 4 GMF, Rabu (26/1) lalu. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau progress project modernisasi kokpit dan penggantian center wing box (CWB) untuk pesawat C130H milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
Kunjungan Menteri Pertahanan Republik Indonesia ke GMF ini disambut langsung oleh Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra, beserta jajaran direksi GMF dan Garuda Indonesia lainnya.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan apresiasinya atas upaya GMF dalam menunjang langkah pemerintah untuk melakukan peremajaan armada yang dimiliki. “Harapannya, apabila Indonesia memiliki kapabilitas, pekerjaan perawatan pesawat dapat memaksimalkan sumber daya yang ada di dalam negeri,” tutur Prabowo.
Sementara Direktur Utama GMF Andi Fahrurrozi mengatakan, project yang dimulai sejak Desember 2021 lalu ini merupakan pengalaman pertama GMF dalam pengerjaan modernisasi kokpit dan penggantian CWB untuk pesawat C130H.
“Dengan dukungan transfer teknologi dari produsen pesawat, project tersebut telah menyelesaikan tahap removal sejumlah bagian pesawat seperti propeller, engine, dan outer wing. Saat ini, GMF tengah melakukan tahap removal CWB. Harapannya, pengerjaan pesawat C130H pertama ini dapat diselesaikan pada bulan Agustus 2022 mendatang,” papar Andi.
Dalam prosesnya, Andi menekankan bahwa pihaknya senantiasa memastikan aspek safety terpenuhi sesuai dengan standard kualitas yang berlaku. “Suatu kehormatan bagi GMF untuk dapat menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Republik Indonesia dan dipercaya untuk turut menjaga kelaikudaraan pesawat angkut militer milik TNI AU,” katanya.
“Guna menjaga aspek safety, GMF telah mengantongi sertifikasi dari Indonesia Defence Airworthiness Authority (IDAA). GMF juga terus membangun kolaborasi dengan experienced partner, serta
memastikan kesiapan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki, termasuk diantaranya material, sumber daya manusia, sistem, fasilitas, tools dan equipment,” terang Andi.
Untuk menunjang pengerjaan pesawat, lanjut dia, GMF juga membuat SmartDock, yakni tangga perawatan pesawat yang dirancang khusus untuk tipe pesawat tersebut dan dilengkapi dengan sejumlah fitur canggih. “Fitur ini mendukung dilakukannya otomasi, mempermudah proses pemeliharaan pesawat, serta meningkatkan aspek safety dan keamanan.,” ujarnya.
Menurut dia, SmartDock juga telah dinyatakan memenuhi persyaratan dari produsen pesawat terkait, serta memenangkan penghargaan Adhikara Rekayasa Kategori Engineering, Procurement, & Construction dalam ajang Persatuan Insinyur Indonesia Award 2021.
“Project ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan kemandirian nasional dalam pemeliharaan alutsista. Industri pertahanan merupakan segmen yang saat ini tengah dikembangkan oleh GMF sebagai upaya diversifikasi bisnis Perseroan,” tukasnya.
“Project C130H merupakan langkah GMF untuk turut berkontribusi menjaga kelayakan alutsista Republik Indonesia, serta mewujudkan rencana pengembangan pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat udara milik industri pertahanan,” tutup Andi. (Arif)