Menteri PPPA: Perempuan di Kampung Kaye  perempuan yang tangguh dan Luar Biasa

JAKARTA, Pewartasatu.com – Kampung Kaye di Kota Agats, Kabupaten Asmat, Papua memiliki kekayaan sumber daya manusia yang patut diteladani, yaitu perempuan berdaya Asmat yang tekun melakukan budidaya dan pengembangan tanaman hidroponik.

Perempuan Asmat juga berprofesi sebagai nelayan untuk menunjang ekonomi keluarga.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengapresiasi dan mendorong peran perempuan tangguh dan berdaya di Kampung Kaye.

“Saya bangga dan memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada perempuan hebat di Kampung Kaye atas semangat, perjuangan, dan kontribusi nyata kepada keluarga, masyarakat, dan juga dirinya yang telah berhasil memberdayakan perempuan secara ekonomi serta pemenuhan gizi anak atas koordinasi dan komando dari Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK)”.

*. Saya juga berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Asmat yang terus berupaya memajukan para perempuan hebat dan tangguh di Kampung Kaye,” ujar Menteri PPPA dalam kunjungannya ke Kampung Kaye, Senin (8/8).

Kampung Kaye merupakan salah satu kampung yang berada di distrik Agats, Kabupaten Asmat, yang terletak di pesisir selatan Provinsi Papua dan menjadi satu dari tiga kampung di Kabupaten Asmat yang dijadikan kampung pengembanganan tanaman hidroponik oleh TP PKK Kabupaten Asmat.

Dengan kondisi geografis yang dilewati sungai besar serta berawa-rawa, Kampung Kaye menaungi 5 (lima) Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk sekitar 643 jiwa, 152 Kepala Keluarga yang terdiri atas 240 orang penduduk laki-laki dan 305 penduduk perempuan.

TP PKK Kabupaten Asmat pun telah mengukuhkan 5 (Lima) Kelompok Desa Wisma di Kampung Kaye untuk membantu dan mendorong program-program terkait peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.

Selain budidaya dan pengembangan tanaman hidroponik, para perempuan di Kampung Kaye pun turut aktif sebagai nelayan di laut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hasil budidaya tanaman hidroponik dan tangkapan laut lantas di jual di pasar demi membantu pergerakan ekonomi keluarga.

“Sebagian besar perempuan di Kampung Kaye merupakan nelayan pada pagi hari, berjualan di pasar pada siang hari, dan mengurus tanaman hidroponik pada malam hari”.

“Berbagai macam aktivitas yang dilakukan oleh perempuan di Kampung Kaye adalah bukti nyata dari kekuatan dan ketangguhan perempuan dalam kontribusinya pada keluarga”.

‘TP PKK Kabupaten Asmat melihat ketangguhan tersebut sebagai potensi luar biasa, lantas bergerak memberikan support menyediakan sarana prasarana dalam budidaya dan pengembangan tanaman hidroponik,” ujar Ketua TP PKK Kabupaten Asmat, Susana Orpa Kambuaya.

Lebih lanjut, Menteri PPPA menuturkan bahwa perempuan di Kampung Kaye adalah perempuan yang tangguh dan memiliki peran luar biasa untuk keluarga maupun diri sendiri.

Tidak hanya fokus pada budidaya tanaman hidroponik semata ataupun berjualan, perempuan di Kampung Kaye juga berprofesi sebagai nelayan.

“Dari banyaknya keluhan yang saya dengar, para perempuan di Kampung Kaye yang melaut ini tidak diakui sebagai nelayan sehingga para perempuan ini sangat sulit untuk mendapatkan Kartu Nelayan. Ini menjadi catatan bagi kami di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) untuk membantu koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan agar perempuan di Kampung Kaye memiliki akses terhadap Kartu Nelayan,” tandas Menteri PPPA.

Harapan dan cita-cita untuk Kampung Kaye pun turut disampaikan Menteri PPPA dalam kunjungannya, yaitu dapat memberikan semangat untuk terus berjuang kepada para perempuan hebat di Kampung Kaye dan lainnya.

Mengidentifikasi program pemerintah baik pusat maupun daerah yang dapat memperkuat kegiatan ekonomi kreatif di Kampung Kaye, serta mengidentifikasi peluang kerjasama dan pembangunan jejaring pemerintah, kelompok masyarakat dan dunia usaha untuk memajukan kegiatan ekonomi budidaya kebun hidroponik dan juga mata pencaharian sebagian perempuan pelaut sebagai nelayan.(**)

Maulina Lestari: