JAKARTA, Pewartasatu.com – Perempuan Indonesia memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Pasalnya, lebih dari 50 persen Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) yang merupakan bisnis esensial di Indonesia dimiliki dan dijalankan oleh perempuan.
“Perempuan merupakan tulang punggung pemulihan global dari pandemi Covid-19. Selain itu, terbukti bahwa perempuan yang diberdayakan secara ekonomi akan membawa dampak besar.”
“Perempuan dapat menyediakan nutrisi, kesehatan, dan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak mereka, serta membawa pembangunan masyarakat yang berkelanjutan,” ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga
Menteri Bintang menyampaikan ini dalam Opening Ceremony W20 Summit, di Kabupaten Toba, Selasa (19/7). Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Lenny N. Rosalin.
Menurut Menteri PPPA, pandemi Covid-19 memberikan dampak signifikan terhadap perempuan akibat kehilangan mata pencaharian, terlebih banyak perempuan yang bekerja di sektor informal, rentan, dan upah rendah.
Hal ini pun menyebabkan lebih banyaknya perempuan yang mengalami kemiskinan ekstrem serta memperlebar kesenjangan gender.
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 juga menyebabkan meningkatnya pekerjaan perawatan tidak dibayar atau unpaid care work yang sebagian besar dilakukan oleh perempuan.
“Situasi perempuan dengan kerentanan ganda, seperti perempuan penyandang disabilitas atau perempuan yang tinggal di pedesaan pun lebih buruk karena mereka memiliki akses yang terbatas terhadap informasi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan formal,” imbuh Menteri PPPA.
Melihat kondisi tersebut, Menteri PPPA menerangkan, W20 berfokus pada empat isu utama dalam Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, yaitu bebas dari diskriminasi; UMKM yang dimiliki atau dipimpin oleh perempuan sebagai kunci pertumbuhan inklusif; promosi respon kesehatan untuk pulih bersama secara merata.
Dan pertumbuhan ekonomi inklusif untuk membangun ketahanan yang berfokus pada perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas. “Rekomendasi untuk setiap isu akan dirangkum dalam komunike W20 yang akan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia pada hari terakhir konferensi ini,” kata Menteri PPPA.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyampaikan apresiasinya terhadap perempuan yang telah memegang peran dalam memperkuat bangsa dan berpartisipasi memulihkan ekonomi pasca pandemi Covid-19. “Perempuan sering kalo menjadi tulang punggung pariwisata dan ekonomi kreatif, penopang kesejahteraan masyarakat, sekaligus penjaga warisan,” ujar Sandiaga.
Sandiaga pun mendukung perempuan yang berada di garda terdepan pemulihan pasca pandemi Covid-19 untuk menyalurkan potensi yang dimilikinya. “Hal ini tercermin dari perluasan peluang usaha, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan UMKM. Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari W20 Summit ini,” tutur Sandiaga.
Chairwoman W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi mengatakan, G20 memiliki kekuatan untuk mendorong kebijakan ekonomi yang berdampak positif terhadap pemberdayaan perempuan.
“Sementara itu, W20 berkesempatan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif gender serta mempromosikan perdamaian internasional yang melindungi perempuan dan anak perempuan,” kata Uli.
Lebih lanjut, Uli berharap W20 Summit dapat mendiskusikan berbagai tantangan terkait pemberdayaan perempuan serta 4 isu kunci W20 Indonesia.
Hasil diskusi tersebut akan menghasilkan inovasi yang menjadi dasar penyusunan komitmen berkelanjutan.
“Kita semua datang ke sini karena peduli terhadap pemberdayaan perempuan dan percaya bahwa ketika perempuan memberdayakan, maka bangsa kita juga akan berdaya,” pungkas Uli.(**)